Dita bercerita saat ayahnya terbaring sakit selama sembilan bulan karena gangguan liver, ibunya beralih jadi pencari nafkah utama bagi keluarga mereka. Ibunya bekerja di kebun orang lain yang upahnya tidak cukup untuk makan sehari-hari.
“Bahkan tidak bisa beli beras karena upah ibu tidak cukup,” kata Dita.
"Di sekolah ada teman yang sering kasih makanan dan jajan. Pulang tidak ada makanan, tahan lapar sampai sore menunggu ibu pulang dari kebun bawa sayuran untuk dimasak” ujarnya.
Lantaran hal itu, Devy yang baru lulus SMP bulan ini memilih untuk bekerja agar dapat meringankan beban ibunya. “Tadinya ingin pesantren tidak ada biaya. Kalau tidak bisa sekolah, ingin kerja cari uang saja untuk bantu ibu," tuturnya.
Devy mengaku keluarganya tidak terlalu mengerti tentang program bantuan pemerintah untuk keluarga dan siswa tidak mampu seperti dia dan adiknya.
Baca juga: Kisah Haru Gadis Berwajah Setengah, Waktu Bayi Ditinggal Ayah karena Malu
Bahkan saat sang ayah sakit, kata Devy, mereka kebingungan mengurus keterangan tidak mampu untuk dapat mengobati ayahnya.
“Ibu pernah mengurus surat rujukan sakit hingga dua kali. Tapi sampai bapak meninggal suratnya belum ada,” ungkapnya. [*/Prt]