Berita viral terbaru: Kakak beradik warga Kampung Segel, Sukabumi terancam tak bisa lanjutkan sekolah lantaran keterbatasan ekonomi.
Padangkita.com - Pendidikan merupakan hal terpenting bagi setiap anak. Namun nyatanya ada saja anak yang terpaksa tak bisa melanjutkan sekolahnya dengan berbagai kendala.
Hal ini pula yang dialami oleh kakak beradik di Kampung Segel RT 18/ 05, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.
Lantaran keterbatasan ekonomi, Devy Yani (15) dan Dita Andriana (13), terancam tidak bisa melanjutkan sekolah kejenjang berikutnya.
Hal tersebut lantaran, sang ayah yang menjadi tulang punggung keluarga baru saja meninggal tiga bulan lalu dan membuat keluarga tersebut kini kesulitan dalam segi ekonomi.
"Bapak mereka (almarhum Oding 51 tahun) meninggal dunia tiga bulan lalu, " ucap sang ibu, Cucun (41), seperti dilansir dari Sukabumiupdate.com, Kamis (2/6/2020).
Kedua anak tersebut, kini ikut menjadi tulang punggung keluarga setelah ayah mereka meninggal. Keduanya bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Mungkin kalau ada bapaknya, anak-anak pasti melanjutkan sekolah, tetapi kondisi saat ni, untuk makan pun pas pasan,” ungkapnya.
"Siapa yang tidak ingin anaknya melanjutkan sekolah, cuma keadaan kami yang serba kekurangan, akhirnya anak anak tidak bisa melanjutkan sekolah," tambah Cucun.
Sang adik, Dita Andriana baru lulus SDN Citalahab dan terancam tidak bisa melanjutkan ke tingkat SMP. Sedangkan Devy Yeni yang baru lulus SMPN 2 Jampang Tengah, juga tak bisa melanjutkan ke jenjang SMA.
Kedua anak tersebut sadar bahwa keluarga mereka saat ini butuh tambahan tenaga untuk bertahan hidup. Mereka sudah ikhlas jika tidak melanjutkan pendidikan agar bisa membantu ibunya mencari tambahan uang sehari-hari.
Dita bercerita saat ayahnya terbaring sakit selama sembilan bulan karena gangguan liver, ibunya beralih jadi pencari nafkah utama bagi keluarga mereka. Ibunya bekerja di kebun orang lain yang upahnya tidak cukup untuk makan sehari-hari.
“Bahkan tidak bisa beli beras karena upah ibu tidak cukup,” kata Dita.
"Di sekolah ada teman yang sering kasih makanan dan jajan. Pulang tidak ada makanan, tahan lapar sampai sore menunggu ibu pulang dari kebun bawa sayuran untuk dimasak” ujarnya.
Lantaran hal itu, Devy yang baru lulus SMP bulan ini memilih untuk bekerja agar dapat meringankan beban ibunya. “Tadinya ingin pesantren tidak ada biaya. Kalau tidak bisa sekolah, ingin kerja cari uang saja untuk bantu ibu," tuturnya.
Devy mengaku keluarganya tidak terlalu mengerti tentang program bantuan pemerintah untuk keluarga dan siswa tidak mampu seperti dia dan adiknya.
Baca juga: Kisah Haru Gadis Berwajah Setengah, Waktu Bayi Ditinggal Ayah karena Malu
Bahkan saat sang ayah sakit, kata Devy, mereka kebingungan mengurus keterangan tidak mampu untuk dapat mengobati ayahnya.
“Ibu pernah mengurus surat rujukan sakit hingga dua kali. Tapi sampai bapak meninggal suratnya belum ada,” ungkapnya. [*/Prt]