Setiap kali Kang Nara berdandan, orang-orang tua di kampunya akan mengatainya sebagai budak kapitalisme. Sehingga ia lebih memilih untuk berjalan melalui lorong-lorong bukan jalanan utama.
Alasannya tentu saja untuk menghindari polisi mode di Korea Utara yang berpatroli setiap 10 meter. Polisi mode tersebut akan menindak pejalan kaki karena penampilan mereka, tidak mengizinkan memakai cincin, gelang serta beberapa aksesoris lain.
Baca juga: Pengakuan ASN Selingkuh yang Pingsan dalam Mobil Tanpa Celana: Kelelahan
Bila mengenakan pakaian yang dianggap terlalu Barat, seperti rok mini, kemeja dengan tulisan inggris, atau celana jeans ketat dapat dikenakan denda ataupun hukuman yang berbeda tiap daerah.
Jangmadang merupakan julukan bagi pasar lokal Korea Utara yang menjual produk rumah tangga, buah, dan pakaian.
Disini juga merupakan sumber produk illegal hasil selundupan dari luar negeri tersebut. Di Jangmadang juga menjual stik USB berisi film dan video music popular dari Korea Selatan.
Harga yang ditawarkan pun lebih mahal dibandingkan buatan Korea Utara. Bahkan untuk satu maskara atau lipstik setara dengan beras selama dua minggu.
Namun saat ini, wanita berusia 22 tahun ini telah bebas dari aturan yang mengikatnya tentang aturan pribadi seperti riasan. Kini ia bebas menggerai rambut bergelombangnya, serta memakai lipstik merah koral serta tambahan perona oranye di pipinya. [*/Nlm]