“Setelah satu bulan diskusi antara Joplin dan jemaat, ditentukan, untuk alasan teologis, bahwa Tuhan tidak akan menghendaki jika Joplin tetap sebagai pendeta kami,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Joplin mengaku terkejut dan kecewa mendengar gereja menunjuk pada alasan-alasan teologis.
Ia mengatakan bahwa ia mempekerjakan orang-orang LGBTQ + sebelumnya, dan memberitakan pesan inklusif untuk umpan balik positif.
“Saya menyadari bahwa banyak orang Baptis tidak akan mempekerjakan seorang wanita transgender sebagai pendeta,” kata Joplin.
“Tapi Lorne Park tidak pernah secara eksplisit menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu dari gereja-gereja itu sampai hari ini, ketika mayoritas terkecil mengambil keputusan itu untuk semua orang,” tambahnya.
Menurut Joplin, denominasi gereja Baptis Kanada dari Ontario dan Quebec, menahbiskan wanita sejak 1948 dan merupakan denominasi yang lebih moderat secara teologis dibandingkan dengan banyak gereja Baptis di Amerika Serikat.
Baca juga: Pewaris Tahta Kerajaan Belanda Disebut Gemuk
“Tetapi seperti semua gereja Baptis, kami tidak setuju atau berbagi pendirian yang seragam tentang banyak masalah teologis,” ujar Joplin.
Kendati demikian, Joplin tetap bersyukur atas tanggapan langsung gereja terhadap khotbahnya yang akan datang.
“Saya berterima kasih kepada mereka, dan saya ingin mengakui betapa baik dan hormat setidaknya bahasa mereka,” kata Joplin.
“Tidak ada yang sengaja salah menuduh saya atau melakukan sesuatu yang tidak sopan secara sengaja, sehingga ada rahmat dan kebaikan melalui seluruh proses," pungkasnya. [*/Jly]