Berita viral terbaru: Seorang yang mengaku pendeta melecehkan 14 orang anak laki-laki di Republik Demokratik Kongo, Afrika. Tersangka menutup mulut korban dengan cara mengiming-imingi hadiah.
Padangkita.com - Sebuah yayasan rumah sakit amal yang dikelola oleh peraih nobel, Denis Mukwege melaporkankasus pemerkosaan terhadap 14 anak laki-laki.
Hal dilakukan oleh pria yang menyamar sebagai pendeta di Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Menurut penuturan Julien Namegabe, seorang aktivis sipil sebagaimana dilaporkan AFP, tersangka merupakan pria berusia 30 tahun yang telah diamankan pihak kepolisian pada April 2020 lalu.
14 anak lelaki berusia delapan hingga 15 tahun itu diterima pada bulan lalu dalam keadaan menderita dan mengalami tekanan psikologis dan berasal dari keluarga yang berbeda-beda.
"Tersangka menutup mulut korban dengan iming-iming hadiah kecil selama beberapa minggu," kata perwakilan dari Yayasan Panzi dikutip Aljazeera.
Baca juga: Kronologi Gadis Remaja Diterkam Buaya Hingga Tewas
Evarsite Kajibwami, seorang psikolog klinis yang telah mendampingi ke-14 korban sejak masuk rumah sakit mengatakan bahwa mereka masih ada dalam kondisi kesedihan, ketakutan, dan rasa malu yang bercampur menjadi satu.
Yayasan Panzi saat ini akan membantu mendampingi para korban hingga mereka mendapatkan keadilan atas perlakuan tersangka.
Yayasan ini juga membantu memulihkan kondisi kesehatan dan psikologis korban.
Sementara itu, Mukwege pengelola Yayasan Panzi merupakan pemenang nobel perdamaian 2018 untuk "upaya mengakhiri penggunaan kekerasan sebagai senjata perang dan konflik bersenjata".
Namun kasus ini terjadi di Yayasan yang ia kelola.
Dia telah mendampingi dan turut memberikan keadilan kepada ribuan wanita yang diperkosa saat konflik Kongo timur berlangsung dalam dua dekade terakhir.
Yayasan Panzi telah terlibat setidaknya dalam dua pengadilan sebelum sistem peradilan militer diterapkan.
Pertama, pada 2017 di mana seorang anggota milisi lokal Parlemen dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena telah memperkosa sekira 40 anak perempuan di Kavumu dekat Bukavu.
Kedua, pada November 2018 saat seorang pemimpin pemberontak juga dihukum karena memperkosa wanita dan setidaknya seorang gadis di awal 2018. [*/Son]