Rinrada Thurapan atau yang akrab disapa Yoshirin seorang ladyboy Thailand dinikahi seorang pengusaha kaya asal China.
Padangkita.com - Thailand merupakan negara yang memiliki ladyboy. Bahkan menurut Kankan News, Ladyboy menyumbang banyak untuk pendapatan pariwitasa di Thailand. Ada pula yang menganggap kecantikan ladyboy melebih kecantikan perempuan.
Baru-baru ini ramai pemberitaan tentang seorang ladyboy Thailand dinikahi seorang pengusaha kaya. Pengusaha bertekuk lutut kepada seorang Ladyboy paling cantik di Thailand.
Rinrada Thurapan atau yang akrab disapa Yoshirin ini sudah memenangkan ajang Miss Tiffany Universe tahun 2017 serta Runner Up Miss International Queen 2018. Sebuah kontes kecantikan antar transgender. Yoshirin dinikahi oleh seorang pengusaha asal Taipan, China bernama Bao.
Pertemuan mereka berawal saat Bao pergi ke Thailand untuk perjalanan bisnis. Di sana ia melihat Yoshirin dan mengalami love at the first sight (cinta pada pandangan pertama).
Keduanya akhirnya memutuskan untuk menikah, bahkan Bao sangat setia pada Yoshirin. Ia mengatakan bahwa tubuh Yoshirin itu sama seperti wanita pada umumnya.
"Tubuh Yoshirin persis sama dengan wanita normal, dan itu tidak akan mempengaruhi kehidupan suami dan istri di antara kami."
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="33351" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Menjadi Ladyboy Karena Faktor Ekonomi
Sebelum menikah dan memiliki hidup mewah, Yoshirin sempat menjalani hidup yang sulit secara ekonomi. Karena kesulitan ekonomi itu, ia pun memutuskan untuk menjadi Ladyboy. Pada usia 14 tahun ia tertarik untuk mengubah dirinya menjadi wanita meski ditentang oleh orang tuanya.
Dia melakukan operasi trans secara bertahap pada usia 18 tahun dan mulai memancarkan kecantikan menyerupai wanita tulen. Awalnya keputusan ini ditentang oleh ayahnya, namun saat melihat anaknya bahagia, ayah Yoshirin pun menerima kenyataan ini.
Sebelum mengubah diri hingga menjadi seorang Ladyboy cantik seperti sekarang, Rinrada terlihat jauh berbeda.
Meski mereka dapat bebas melakukan operasi penggantian kelamin, namun tetap saja kewajiban untuk negara harus ditunaikan. Fakta lainnya tentang Lady boy di Thailand adalah terkait keikutsertaan Ladyboy untuk mengikuti wajib militer.
Diberitakan Kompas.com, Sebenarnya, para ladyboys ini boleh tak mendaftarkan diri asalkan mereka bisa menunjukkan surat dokter yang membuktikan bahwa mereka adalah perempuan "tipe 2", istilah lokal untuk para transgender.
Jika petugas pendaftaran memastikan surat yang mereka bawa adalah asli maka para "ladyboys" itu dinyatakan tak memenuhi syarat dan diizinkan pulang.
Baca juga: Mengaku Lesbian, Dua Wanita Arab Saudi Ini Terancam Dihukum Mati
"Di akta kelahiran, saya disebut sebagai pria tetapi di dalam hati saya adalah perempuan.
Saya mengatakan hal ini kepada petugas dan dia memercayai itu. Ini hari yang menyenangkan bagi saya," kata Nong Lily (23) seorang Ladyboy yang mendaftar di provinsi Phitsanukole.
Tak hanya para transgender yang dianggap tak memenuhi syarat menjadi tentara, para pria gemuk juga biasanya "selamat" dari wajib militer karena diangap tak cukup bugar untuk menjadi prajurit. (*/PKT-08)