Setelah mendapat perlakukan tak wajar itu, wanita tersebut mengaku tak langsung melaporkannya karena khawatir tak ada yang mempercayainya mengingat reputasi Ibrahim yang agamis.
“Aku rasa saat itu aku juga belum self-educated soal [sexual harassment] itu,'” katanya.
Sementara di sisi lain, ABC mencoba meminta Ibrahim untuk mengonfirmasi soal tuduhan pelecehan yang dilakukannya di Melbourne. Ibrahim sendiri saat ini memang sedang melanjutkan pendidikannya di Melbourne dan mendapatkan program beasiswa.
“Kalau di Melbourne misalnya saya pernah, saya ingin tanya siapa orangnya? Kedua, kalau saya pernah dan bersalah, kenapa tidak segera dilaporkan ke pihak kampus atau pihak polisi?” kata Ibrahim.
Dalam kesempatan tersebut, Ibrahim mengaku menghormati pihak kampus UI yang sedang menyelidiki dugaan pelecehan yang disangkutkan padanya.
“Saya hormati ya, itu kan hak prerogatif kampus, tapi sampai sekarang kan semua itu masih dugaan. Artinya saya juga masih bingung kenapa saya disuruh harus meminta maaf,” imbuhnya.
Ibrahim lantas membantah soal kasus pelecehan yang dialamatkan padanya dan menegaskan kalau ia tidak pernah melakukan seperti apa yang dituduhkan kepadanya.
Baca juga: Bermula dari Sebuah Buku, Pria Tionghoa Ini Sebut Islam Agama Paling Rasional
“Saya tidak merasa dan tidak pernah [melakukan],” ujarnya.
Ibrahim juga membantah soal tuduhan ia memeluk dan menyentuh korbannya dari belakang di indekosnya saat menjual buku bimbingan belajar.
“Nah, itu perlu bukti dulu. Artinya saya tidak bisa mengatakan iya atau tidak, begitu, karena saya tidak tahu pokok perkaranya seperti apa,” kata Ibrahim tentang dugaan atas perbuatannya di Indonesia.
“Stand saya tetap sama. Itu kan artinya mereka menduga … dalam bahasa lain belum memiliki bukti yang jelas dan saya tidak diberikan kesempatan klarifikasi apa-apa,” imbuh alumni berprestasi tersebut.