Fransiskus mengaku dalam beberapa pekan terakhir, mereka hanya mendapatkan bantuan sembako dan bantuan peralatan bangunan rumah dari Pastor Paroki St Thomas Morus, KUB St. Yohakim serta beberapa tokoh masyarakat di Kelurahan Waioti.
"Saya kadang sedih melihat tetangga dapat bantuan dari pemerintah," tambahnya.
Di gubuk kecill dan tak berlistrik itu, Fransiskus seringkali kebasahan saat hujan turun. Kondisi itu lantas membuat arga dan pihak gereja yang ada di sekitar tempat tinggalnya merasa iba dengan keadaan Fransiskus dan ibunya.
"Kalau hujan lari ke tetangga, kadang bisa sampai tidak pernah tidur semalaman," ujarnya.
Gubuk yang tak layak huni ini sungguh memprihatinkan memang. Tak ada kamar di dalamnya. Hanya terdapat satu tempat tidur dari bambu tak bertikar. Ada juga karpet usang menutupi lantai tanah.
Baca juga: Edan, Pamit BAB, Bunga Kepergok Ibunya 'Ena-ena' dengan Pacar di Samping Rumah
Seluruh pakaian terletak dalam beberapa kardus bekas dan tampak menumpuk di bawah kolong tempat tidur yang juga bercampur dengan perlengkapan masak.
Sementara di luar gubuk, terdapat tungku buatan yang digunakan untuk memasak. Tungku itu pun didapatkannya dari bantuan warga setempat. [*/Jly]