Barulah pada 2018, seorang profesor di Departemen Ilmu Geologi Jackson School bernama Julia Clarke datang menemui David di museum untuk melihat telur tersebut.
Julia Clarke bersama Lucas Legendre, rekan pasca doktoral di University of Texas menggunakan seperangkat mikroskop untuk mempelajari sampel fosil telur tersebut. Mereka berhasil menemukan beberapa lapisan membran yang mengkonfirmasi bahwa fosil itu memang telur.
Struktur yang dimiliki fosil itu sangat mirip dengan telur transparan yang cepat menetas. Telur tersebut biasanya diletakkan oleh beberapa ular dan kadal.
"Sangat jarang menemukan fosil telur bercangkang lunak yang terlindungi dengan baik," kata Legendre kepada kantor berita AFP.
Baca juga: Heboh, Nenek 62 Tahun Nikahi Bocah Berusia 9 Tahun
Sejauh ini fosil tersebut merupakan telur bercangkang lunak terbesar yang pernah ditemukan.
Para peneliti mengatakan bahwa reptil laut raksasa terlalu berat untuk menopang berat badan mereka di darat.
Ketika bertelur, reptil biasanya akan menggeliat ekornya di tepi pantai sementara sebagian besar tubuhnya tetap terendam dalam air. [*/Prt]