Hasil pendapatannya ia gunakan untuk membantu ibunda yang juga menderita krisis ekonomi. Selain itu, Ateng menjual rokok dan permen di toko, serta peralatan bekas peninggalan sang ayah.
Ateng memiliki tiga orang kakak yang kala itu mulai berusaha memulai bisnis masing-masing. Hal itulah yang membuat keinginannya untuk sukses semakin kuat. Dia tidak ingin keburu tua untuk memulai perjuannya menjadi sukses.
Seusai tamat SMA, Ateng memulai dengan berjualan alat listrik. Berkat belajar merakit onderdil sendiri, dia menjadi bercita-cita untuk dapat memiliki merek sendiri.
Ateng secara kreatif melakukan assembling, dengan membeli sparepart, baik dari dalam maupun luar negeri. Perlahan ia mulai merakit sendiri barang-barang tersebut. Barulah setelah mapan ia dapat membeli mesin pembuat.
Baca juga: Kisah Wanita Ditelan Jamban Jongkok
Tak berhenti di situ, Ateng semakin mengembangkan diri dan usahanya. Ia mulai mencoba berlanjut pada distribusi ke produksi. Berkat kegigihannya Ateng kala itu sudah menampakkan kesuksesan dan sudah bisa membeli mobil sendiri. Barulah dia berpikir untuk membangun rumah tangga.
Perlahan tapi pasti, Ateng kini bisa jadi pengembang produksi, mempunyai kilang minyak, memproduksi pipa listrik dan ducting. Perjuangan yang membuahkan 8 perusahaan dan 6 pabrik.
Selama proses meraih kesuksesan Ateng terus berpedoman pada 5 prinsip hidup yang selalu dipegangnya. Pertama, kejujuran. Menjadi sosok yang jujur, pasti memperlancar segala urusan harta dan sosial.
Kedua, jangan serakah. Ateng meyakinkan dirinya agar tidak boleh terikat pada nafsu keinginan. Hal tersebut ia lakukan agar dirinya dapat lebih bebas dan tak tertekan.
Selanjutnya, bekerja dengan ulet, harus semangat, dan kelima ialah berbuat kebaikan. Barulah diri Ateng bisa mencapai kebahagiaan dan menghapus penderitaan.
Perjalanan hidup dan perjuangan keras Ateng telah dituangkannya dalam karya tulis buku berjudul 'Kunci Kebahagiaan'.
Dia mengaku ingin menularkan pengalaman mencapai suksesnya, serta mengajak untuk jangan terbuai dengan nafsu harta, melainkan fokus untuk bisa bahagia dan membahagiakan. [*/Prt]