“Dia menghadiri pemakaman seorang tokoh nasionalis Sindhi dan ini tidak diterima dengan baik oleh lingkaran kekuasaan yang mungkin ingin memberi pelajaran terhadapnya,” kata Asad.
“Kami yakin jika seseorang memiliki pandangan politik yang berbeda, maka dia harusnya diajak berdialog. Tapi menggunakan pasal penistaan agama untuk membungkam suara kritis bisa menjadi bencana,” tambahnya.
Baca juga: Usai Bunuh Kekasihnya, Seorang Pria Bunuh Diri dengan Masuk dalam Kobaran Api
Beberapa kalangan akademisi Pakistan juga turut menyayangkan tindakan penangkapan tersebut.
Mantan Ketua Umum Partai Nasional, Hasil Bizenjo, contohnya. Dia mengatakan bahwa kasus Soomro menimbulkan beberapa perdebatan dikalangan akademisi saat ini.
“Dakwaan penistaan agama terhadap intelektual atau penulis. Kita seharusnya bisa lebih sabar menghadapi pandangan yang berbeda. Kasus ini memicu ketakutan di kalangan akademisi untuk menggalang debat yang sehat,” ungkapnya. [*/Prt]