Berita viral terbaru: Bermula dari keresahan masyarakat sekitar, aparat berwajib akhirnya berhasil mengamankan sejumlah waria dan PSK di Pasar Cakranegara, Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.
Padangkita.com - Satpol PP Kota Mataram Nusa Tenggara Barat bersama aparat kepolisian melakukan operasi pengamanan daerah keremangan yang kerap meresahkan masyarakat.
Pasalnya, ruko-ruko yang berada di Pasar Cakranegara beralih fungsi sebagai tempat mangkal para waria dan PSK di malam hari.
Oleh karena itu, Satpol PP bekerja sama dengan Polsek Cakranegara mendatangi area tersebut guna melakukan penyisiran dan tindak lanjut dari keresahan masyarakat.
Melihat kedatangan aparat, para waria yang duduk di atas meja atau lapak yang dipakai para pedagang berjualan saat siang, langsung bubar dan lari kocar-kacir. Dandanan mereka, yang berusaha tampil feminim, berpakaian cenderung kurang sopan dan memakai riasan layaknya perempuan tulen, seketika sirna.
Sebelum menyadari adanya pengintaian dari pihak berwajib, di antara mereka terlihat sedang merayu seorang pria yang sedang memarkir motor di deretan ruko. Namun, malam di lapak pedagang yang tenang menjadi heboh.
Para waria berhamburan ke berbagai haluan, sebagian masuk ke dalam los Pasar Cakranegara ketika mendengar teriakan para petugas. Sepatu hak tinggi yang mereka pakai serentak dilepas agar lebih cepat berlari dari kejaran petugas.
Namun upaya pelarian mereka tampak tak membuahkan hasil. Jumlah aparat yang lebih banyak telah mengepung pasar sehingga para waria tak bisa kabur terlalu jauh. Sebagian besar tertangkap dan digiring ke dalam mobil patroli.
"Apa salah saya, Pak,” tanya waria yang mengaku bernama Desi saat digelandang petugas seperti dikutip jpnn.
"Ayo, naik,” jawab petugas menggiringnya ke mobil.
"Tidak mau, pak. Jangan, pak,” timpal Desi melawan petugas.
Untuk menaikkan Desi ke dalam mobil patroli, butuh dua petugas karena perlawanan Desi cukup sengit.
"Kamu kok keras sekali. Seperti cowok,” tanya petugas.
"Ya memang saya cowok,” jawab Desi ketus dengan suara khas lelakinya.
"Mau bukti, ini saya buka baju langsung di sini,” tambah Desi.
Baca juga: Lee Redmond, Nenek 79 Tahun yang Pernah Miliki Kuku Sepanjang 8,65 Meter
Dengan cepat Desi langsung membuka baju perempuannya itu dan akhirnya hanya menyisakan celana dalam saja.
"Ini lihat pak, saya cowok,” katanya sambil menunjukkan busung dadanya.
"Iya, sudah. Diam kamu di dalam mobil. Awas, kalau kamu ke mana-mana," tegas suara petugas.
Lebih lanjut tim gabungan juga menelusuri bagian dalam pasar. Para waria diduga bersembunyi di balik lapak pedagang yang sudah tutup. Petugas lalu mendengar suara kaki dari arah utara di dalam pasar dan dengan sigap bergerak menuju arah suara itu.
"Stop, stop, jangan kabur woi,” teriak seorang petugas.
Waria itu terus berusaha kabur. Setelah dicari, ternyata dia berlindung di Pos Polisi Cakranegara.
Baca juga: Ratusan Mayat dan 8 Kuburan Massal Ditemukan di Libya
"Saya tidak ke mana-mana, pak. Saya diam di sini,” jawab waria yang menyebut dirinya bernama Intan.
Ia mengaku dirinya hanya mencari makan. Ia mengelak kalau dirinya disebut sering menawarkan jasa 'ena-ena' kepada lelaki hidung belang.
"Tidak pernah saya seperti itu,” kata Intan.
Intan mengaku sehari-hari bekerja sebagai pegawai salon dan jarang mangkal di Pasar Cakranegara.
"Saya tidak setiap hari ke sini. Karena diajak teman keluar tadi, makanya saya ke sini,” ucapnya.
Secara terpisah, Kasi Ops dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Mataram Made Agus Jewe mengatakan, Pasar Cakranegara saat malam sering berubah fungsi menjadi tempat kegiatan yang meresahkan masyarakat.
"Aktivitas mereka sudah cukup lama dan meresahkan mPasyarakat,” kata Jewe, Kamis (25/6/2020).
Tak hanya waria, tim gabungan juga menangkap empat PSK yang kerap mangkal. Sebelumnya, mereka sering mangkal di Pasar Beras.
"Sekarang mereka berpindah ke sini (Pasar Cakranegara)," ujarnya.
"Mereka semua diserahkan ke Dinas Sosial untuk didata dan dibina. Mereka harus menandatangani surat pernyataan. Jika mereka mengulangi perbuatannya lagi, mereka akan ditindak tegas, kami masukkan ke panti sosial,” imbuh Jewe. [*/Jly]