Padangkita.com - Virus Corona pertama kali dilaporkan Desember 2019 lalu oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ditemukan di Wuhan, China.
Tidak perlu waktu lama, kasus tersebut membludak di negara Tirai Bambu itu, Wuhan bahkan harus dikarantina, semua kegiatan sehari-hari masyarakat ditiadakan. Pendatang dilarang masuk dan warga pun dilarang keluar.
Sejak saat itu, kasus corona pun telah ditemukan di sejumlah negara di dunia, virus itu menjangkit begitu cepat hingga WHO menetapkan virus corona sebagai pandemi global dengan China sebagai negara yang memiliki kasus positif corona terbanyak di dunia.
Per hari ini Sabtu (28/3/2020), Johns Hopkins University and Medicine telah mencatat sebanyak 177 negara telah terinfeksi virus corona dengan total kasus positif sebanyak 597.072 orang.
Baca juga: Kasus Meningkat Pesat, AS jadi Negara Positif Corona Terbanyak di Dunia
Namun, posisi China sebagai negara dengan kasus corona terbesar telah bergeser.
Secara cepat dan mengejutkan, Amerika Serikat menduduki posisi pertama kasus corona terbesar sejak beberapa hari terakhir, bahkan telah menembus 104 ribu kasus.
Secara terperinci, Johns Hopkins University and Medicine menyebutkan bahwa kasus positif corona di AS ada 104.463 orang, 1.702 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
“Kami yang jadi pusat pandemi global saat ini,” kata Spesialis Penyakit Menular di Johns Hopkins Medicine, Dr. Sara Keller, dilansir dari Newyorktime.
Dengan 330 juta penduduk, Amerika Serikat adalah negara terpadat ketiga di dunia, yang berarti ada banyak orang yang berpotensi terinfeksi Covid-19.
Seorang ahli virus di Universitas Columbia Angela Rasmussen menyebutkan bahwa Negara Paman Sam itu banyak mengalami ‘salah langkah’ dalam penangangan virus corona.
Ia menyebut saat virus tersebut mencuat di China, tidak ada persiapan menghadapi dan upaya pencegahan dari AS. Tidak ada kebijakan langsung untuk melakukan pengujian virus corona disana.
Selanjutnya, Italia juga telah menggeser China dan berada di posisi kedua dunia.
Lima minggu sejak kasus pertama di negara itu dilaporkan, kasus terus meningkat pesat hingga menjadi 86.498 orang per hari ini. Italia juga memiliki kasus meninggal akibat virus corona tersebar di dunia yaitu sebanyak 9.134 orang.
Italia telah memberlakukan lockdown sejak 9 Maret lalu, seluruh kegiatan masyarakat dilakukan dari rumah, sekolah diliburkan, pertokoan ditutup dan tidak seorang pun warga yang diizinkan keluar rumah.
Italia dengan tegas membuat kebijakan untuk memberi sanksi bagi siapa saja yang melanggar.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan pekan lalu bahwa langkah-langkah yang diambil tersebut akan diperpanjang melampaui tanggal akhir asli 3 April, tanpa menyebutkan sampai kapan. [*/try]