Selain itu, Ferry menuturkan, jika tren musik Minang saat ini condong mengarah kepada lagu-lagu Pop Malaysia.
“Kalau saya lihat sekarang tren musik Minang ke arah Malaysia dari segi melodinya. Syairnya tetap Minang. Itu banyak digemari sekarang oleh anak-anak muda, seperti lagu Madi Gubarsa,” ucapnya.
Untuk lagu-lagu Minang lama, ucap Ferry, juga masih bertahan, namun dengan segmen umur pendengar 40 tahun. Menurutnya sekarang terciptanya banyak komunitas pendengar dengan pilihan musik yang beragam.
“Lagu lama juga bertahan, sekarang tercipta komunitas pendengar tertentu. Komunitas lagu gamad juga masih ada, Agusli Taher juga ada. Cuma yang banyak digemari saat ini yaitu lagu-lagu yang dibawakan Rayola, yang baru-baru,” jelasnya.
Irama lagu Minang menurutnya sekarang sudah berkembang pesat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan pengaruh musik lainnya.
Baca juga: Vanny Vabiola, Penyanyi Minang yang Disebut “Celine Dion” Indonesia
“Irama pun sudah berkembang, jika dulu terbatas pada doremifasol famiredo, solalalasol fasolmi cuma itu-tu aja, sekarang jangkauannya sudah oktaf. Kalau dulu not itu selisihnya paling satu not atau satu setengah, kalau sekarang sudah bisa samapi tujuh not,” katanya. [zfk]