Berita viral terbaru: Perawat di Boston, AS lakukan pembunuhan pada 31 pasiennya lantara miliki kelaian yang aneh.
Padangkita.com - Seorang perawat bertugas untuk menjaga dan merawat pasiennya, juga memberikan rasa aman. Tapi bagaimana jadinya jika seorang perawat malah membunuh para pasiennya dengan alasan yang bisa dibilang sangat aneh.
Ya, hal inilah yang dilakukan oleh seorang perawat di Amerika bernama Jane Toppan. Ia telah membunuh kurang lebih 31 orang pasiennya dengan alasan agar hasratnya terpenuhi.
Honora Kelley adal seorang perawat yang di Boston, AS, pa
Baca juga: Jokowi Pakai Sepatu di dalam Masjid? Ini Faktanya
Ibu Nora meninggal karena penyakit TBC saat ia masih kecil. Hal tersebut menyebabkan ayahnya harus membesarkan tiga anaknya termasuk Nora seorang diri.
Nora dan kedua saudaranya dimasukkan ke sebuah panti asuhan di Boston karena perilaku ayahnya yang sering berbuat kasar.
Dua tahun tinggal di sana, seorang janda kaya bernama Ann Topan mengadopsi Nora dan mengganti namanya menjadi Jane Toppan.
Tak lama setelah ibu angkatnya meninggal, Nora yang kini bernama Jane memutuskan untuk masuk ke salah satu sekolah keperawatan yang ada di Boston.
Jane tumbuh menjadi sosok perawat yang ceria dan disukai oleh banyak pasiennya. Meski begitu nyatanya ia memiliki kelainan hasrat yang aneh. Ia akan sangat bergairah saat melihat orang yang sedang sekarat.Keanehan itu disadari Jane, saat dirinya melakukan sebuah eksperimen gila. Ia memberikan obat dengan dosis yang sangat tinggi pada salah satu pasien hingga akhirnya tewas.
Tak disangka, Jane malah menikmati pemandangan saat pasien tersebut sedang sekarat. Hasratnya tiba-tiba terpuaskan dengan menyaksikan pemandangan mengerikan itu.
Memiliki reputasi sangat baik sebagai perawat. Jane akhirnya dipindah tugaskan ke Massachusetts General Hospital dengan posisi dan gaji yang lebih baik.
Setelah pindah tugas, hal justru membuat Jane menjadi semakin gila. Ia mulai sering mencoba mencampurkan obat keras pada pasien yang menyebabkan beberapa dari merek meninggal secara tiba-tiba.Meski begitu, tidak ada seorang pun yang menyimpan kecurigaan padanya. Berkat aksinya yang tidak pernah ketahuan, Jane akhirnya menjadi ketagihan dan melanjutkan aksi keji itu kepada beberapa pasien lainnya.
Namun sebaik-baiknya orang menyembunyikan bangkai lama kelamaan baunya akan tercium juga. Begitu pula yang dialami Jane, pada tahun 1890 ia akhirnya dipecat karena tuduhan pencurian barang berharga dan uang milik pasien.
Tak berhenti di sana, Jane kemudian bekerja sebagai perawat pribadi sebelum kembali ke Cambridge Hospital. Hal itu ia lakukan untuk mendapatkan lisensi keperawatan.
Tindakan gilanya meracuni pasien masih terus dilakukan. Suatu hari seorang dokter pernah mendapati seorang pasien yang tewas di tangan Jane, tetapi hal itu dianggap sebagai kelalaian dan bukan pembunuhan.
Jane lalu melanjutkan aksi pembunuhannya itu dengan bekerja sebagai perawat freelance disalah satu rumah sakit. Ia bahkan membunuh temannya sendiri, Myra dan Elizabeth, yang sudah menganggapnya seperti saudara.
Baca juga: Alamak! Dikira Lagi "Ena-ena" Ibu Kades yang Janda dan Bapak Kades Sebelah Digerebek
Sekitar tahun 1900, aksi pembunuhan berantai Jane akhirnya berhasil terungkap. Polisi berhasil menyelidiki kasus kematian sebuah keluarga yang ternyata salah satu korban Jane.
Saat di tangkap dan di interogasi, Jane mengaku sudah membunuh sebanyak 31 orang pasiennya.Namun polisi menduga jumlah korban bisa lebih banyak dari itu.
Pada polisi, Jane mengaku bahwa dirinya memiliki gairah yang tinggi saat melihat orang yang sedang sekarat. Hal ini membuat pengadilan memutuskan bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan. Jane akhirnya dikirim ke salah satu rumah sakit jiwa di Boston untuk menjalani perawatan kejiwaan seumur hidup di sana. [*/Prt]