Berita viral terbaru: Pastor yang membawa 2 orang ulama saat misa April lalu hingga kini ramai dihujat.
Padangkita.com- Toleransi merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam hidup dengan berbagai keberagaman.
Akan tetapi banyak pihak yang mengatakan jika toleransi ini sulit untuk diwujudkan dalam bidang agama. Bukan berarti jika kita tidak menghormati agama lain yang berbeda.
Hanya saja dalam pelaksanaan ibadah kedua agama yang berbeda susah untuk menjalankan toleransinya. Misalnya saja pada sebuah kasus yang terjadi di Irlandia yang sempat viral di media sosial dan menghebohkan warganet.
Melansir dari Republika disebutkan jika ada seorang pastor yang banyak menerima celaan dan pelecehan dari kaum fanatik.
Hal tersebut ia terima lantaran dari tindakan yang diambilnya karena mengizinkan dua ulama mengucapkan berkat dalam misa April lalu.
Hal ini menimpa seorang pastor bernama Pastor Stephen Farragher yang menjadi sasaran fitnah dan hinaan secara langsung dan virtual.
Bukannya lagi hal ini datang dari sebuah kelompok yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai Síol na hÉireann, Partai Patriot Irlandia, menuduhnya sebagai 'membawa pemuja setan asing' ke dalam gereja dan menjadi 'bidah'.
Kelompok ini sendiri disebutkan beranggotakan 12 orang dan bukan dari Ballyhaunis atau Co Mayo, juga membawa spanduk bertuliskan 'No Sharia in Ireland' ke halaman gereja.
Dari banyaknya celaan yang ia terima sang Pastor mengaku kewalahan karena ratusan orang di seluruh negeri mengirimi dirinya beberapa pesan dengan nada miring tersebut.
Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Pria Pertama yang Punya Kekayaan Rp3000 Triliun
Terlebih lagi banyak orang yang menyangka jika dirinya disebut sebagai Church Militant [dugaan kelompok sayap kanan AS]. Maka tak jarang juga dirinya seringkali menerima telepon dengan nada yang cukup keras untuk didengar.
Padahal pada 3 April lalu tersebut, sang Pastor sengaja menyiarkan misa di radio lokal Ballyhaunis, dimana dia menghubungi dua imam sebagai wujud solidaritas antar agama.
Dia meminta para imam untuk mengucapkan berkat di akhir misa di Gereja St Patrick di Ballyhaunis, Co Mayo.
Pastor Farragher mengatakan mereka membacakan panggilan Islam untuk berdoa dan berdoa semoga belas kasihan Tuhan akan membantu semua orang yang menderita Covid-19.
Selain itu ia juga beranggapan jika berbagai agama ini sebenarnya memiliki banyak kesamaan tanpa disadari. Hanya saja menyembah Tuhan yang berbeda.
Keberanian untuk melakukan hal tersebut karena Ballyhaunis adalah salah satu tempat paling beragam di negara ini.
Ditambah lagi kerja nyata integrasi di Ballyhaunis terjadi dimana warganya memiliki budaya, kebangsaan, dan agama yang berbeda, tetapi juga organisasi sukarela dan klub olahraga yang terus berupaya keras untuk menjadi inklusif.
Baca juga: Deddy Corbuzier Bilang ‘Kan Dulu Kecil Jelek’, Aurel Jawab Begini
Hal ini bermula ketika pengusaha Pakistan Sher Mohammed Rafique pertama kali membawa pekerja Muslim ke kota Co Mayo pada 1970-an. [*/Nlm]