Berita viral terbaru: Elizabeth Báthory de Ecsed, bangsawan Hungaria yang membunuh 612 gadis untuk tetap cantik dan awet muda.
Padangkita.com - Elizabeth Báthory de Ecsed merupakan salah satu wanita terkejam di sepanjang sejarah dunia. Demi memiliki wajah cantik dan awet muda, Elizabeth, telah melakukan ratusan pembunuhan hingga namanya tercatat dalam sejarah sebagai pembunuh wanita dengan korban terbanyak.
Tercatat, Elizabeth telah menyiksa dan membunuh 612 gadis muda dalam kurun waktu 25 tahun.
Hal itu ia lakukan agar dapat tetap cantik dan awet muda. Para korbannya ia bunuh hanya untuk dikuras darahnya sebagai bahan utama Elizabeth mandi sehari-hari.
Lahirkan dari keluarga bangsawan dari Kerajaan Hungaria (1560-1614 M) Elizabeth juga merupakan sepupu dari Stefan Báthory, Raja Polandia. Pada usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Ferenc Nádasdy, putra bangsawan Eropa.
Kastil Csejte menjadi hadiah pernikahan untuk Elizabeth dari Nádasdy kala itu. Nádasdy kemudian diangkat menjadi kepala komandan pasukan Hongaria, dan memimpin perang melawan Ottoman setelah tiga tahun pernikahan mereka.
Lantaran hanya memiliki waktu sedikit untuk bersama, keduanya belum juga memiliki anak meski telah sepuluh tahun menikah.
Sekitar tahun 1585, akhirnya Elizabeth melahirkan seorang anak perempuan yang ia beri nama Anna. Sembilan tahun berikutnya Elizabeth juga melahirkan dua anak perempuan, Ursula dan Katherina.
Putra pertama Elizabeth dari Nádasdy yang diberi nama Paul lahir pada tahun 1598. Namun sayangnya dua tahun berselang tepatnya pada tahun 1600, Nádasdy meninggal di usia 51 tahun. Meski begitu tidak diketahui penyebab kematiannya karena penyakit atau luka akibat peperangan.
desas-desus mengenai Elizabeth melakukan pembunuhan berantai mulai muncul setelah kematian Nádasdy. Di usia yang memasuki 40 tahun, Elizabeth takut kehilangan kecantikannya karena penuaan.
Suatu hari seorang pelayan tak sengaja manarik rambut Elizabeth saat tengah menyisir rambut wanita itu. Elizabeth yang kesal lantas menampar pelayan itu dengan keras hingga berdarah.
Darah pelayan yang mengenai tangannya membuat Elizabeth berpikir bahwa darah itu akan memberinya kesegaran dan awet muda.
Baca juga: Nikita Mirzani Sindir Artis Modal Kolab dan Pansos
Dari sanalah kekejaman tersebut dimulai. Elizabeth membunuh para pelayan di kastilnya, kemudian putri-putri petani setempat. Bahkan beberapa gadis dikirim ke kastilnya dengan dalih untuk belajar etika dan sopan santun.
Di Katil Elizabeth juga disediakan lowongan kerja fiktif yang diperuntukan untuk para gadis desa agar mau datang ke kediamannya. Setelah berhasil memancing korbannya, Elizabeth akan menyiksa mereka hingga tak bernyawa lagi.