Padangkita.com - Film horor Indonesia dikenal menakutkan. Adegan yang kerap mengejutkan penonton. Ditambah lagi dengan musiknya yang seram membuat nuansa menjadi lebih menakutkan.
Tak sedikit juga film horor yang bernuansa erotis. Pasalnya hal itu untuk menambah larisnya film di pasaran. Bahkan ada juga dari film horor erotis Indonesia yang menuai kontroversional.
Baca juga: 5 Artis Ini Tinggalkan Dunia Hiburan Saat di Puncak Karier
Namun, meski kontroversi di tanah air, ternyata film itu laku di pasaran internasional. Film Indonesia pun pasalnya juga sempat berjaya sudah sejak lama. Tepatnya pada era 1970-an hingga awal 1990-an film Indonesia sudah tembus pasar internasional.
Lantas, inilah lima film horor Indonesia yang laku di pasaran internasional zaman dulu, dikutip dari berbagai sumber.
Primitif
Film Primitif tayang pada tahun 1978. Film Primitif merupakan film horor slasher pertama yang ada di Indonesia dan juga menjadi salah satu proyek debut dari aktor ternama Tanah Air, Barry Prima.
Jika dilihat dari posternya , film ini sudah tampak sangat vulgar dan bernuansa seksual karena menampilkan wanita dengan pakaian yang sobek dan hampir mengumbar bagian intimnya.
Primitif sendiri mengisahkan tentang sejumlah mahasiswa jurusan etnologi dan antropologi yang melakukan penelitian di sebuah hutan belantara. Hal ini jugalah yang kemudian membuat Primitif terkena kontroversi karena menjadi film Indonesia pertama yang membahas kanibalisme.
Serbuan Halilintar
Tahun 1979 film ini dirilis di luar negeri. Buat kalian yang suka dengan film erotis lawas Tanah Air, pasti sudah enggak asing lagi dengan aktris Eva Arnaz yang mendapat predikat sebagai ‘bom seks’ Indonesia. Nah, dari sejumlah film panas yang pernah dibintangi oleh Eva, salah satunya ada yang mengusung genre horor seperti Serbuan Halilintar.
Bahkan, film ini tergolong film yang menggabungkan unsur horor, erotis, dan aksi secara sekaligus di dalamnya. Sinopsis Serbuan Halilintar berkisah mengenai dua kriminal yang berencana untuk menggulingkan kekuasan wali kota dengan sebuah pil misterius.
Dalam usahanya tersebut, kedua kriminal ini pun harus menyingkirkan orang terdekat dari sang wali kota terlebih dahulu. Julia (Eva Arnaz) yang merupakan anak dari wali kota pun kemudian bekerja sama dengan Hendra (Barry Prima) untuk menghentikan dua kriminal tersebut.
Sundel Bolong
Filim horor sundel bolong ternyata terbit pada 1981. Meski sudah lama banget, namun sampai kini film ini masih banyak diminati oleh paca pecinta horor. Bahkan film ini juga masih sering ditayang di televisi.
Film ini dibintangi oleh artis fenomenal jaman dulu, siapa lagi kalau bukan Suzzanna, sang "Ratu Film Horor Indonesia". Salah satu film horor panasnya adalah Sundel Bolong garapan Sisworo Gautama Putra.
Film ini jadi horor pertama yang mengangkat mitos sosok Sundel Bolong sekaligus yang mempopulerkan hantu wanita tersebut. Sesuai dengan tema yang diangkat, film ini mengisahkan asal-usul dari Sundel Bolong, hantu wanita yang meninggal secara tragis saat dalam kondisi hamil.
Susuk Nyi Roro Kidul
Film yang sudah tak asing namanya ini terbit pada tahun 1993. Film ini diangkat dari tema berdasarkan kepercayaan masyarakat suatu daerah. Salah satunya adalah Susuk Nyi Roro Kidul memfokuskan ceritanya pada sang Ratu Penjaga Pantai Selatan.
Film ini pun dibintangi oleh Sally Marcelina yang dikenal kerap membintangi film erotis pada era 1980 hingga 1990-an. Film horor panas ini mengisahkan Ni Surti (Windy Chindyana), seorang wanita tua yang kerap berpenampilan muda berkat susuk Nyi Roro Kidul.
Akibat hasratnya untuk selalu berpenampilan muda, Ni Surti menyuruh Rita (Sally Marcelina) mencari tumbal berupa pria tampan untuk dipersembahkan kepada Nyi Roro Kidul. Hal ini pun kemudian membuat pihak berwenang melakukan investigasi karena banyaknya pria yang menghilang.
Gairah Malam
Film yang satu ini mulai tayang pada tahun 1993. Film gaurah Malam terkenal sangat erotis. Tak hanya itu, bahkan film ini dikenal dengal dengan film erotis klasik istimewa.
Film yang menceritakan tentang wanita bernama Ajeng Puspadewi (Malfin Shayna) yang diperkosa dan dihina habis-habisan saat dia masih berusia remaja.
Hal ini tentunya membuat cewek tersebut dipenuhi dengan dendam untuk membalas sang pelaku yang merupakan ayah dari dua pendekar ternama. Seiring beranjak dewasa, Ajeng pun menekuni ilmu hitam untuk menjaga kecantikannya dengan tujuan buat membalas dendam.
Hal ini jugalah yang kemudian membuat Gairah Malam termasuk dalam fenomena film pornografi di Indonesia pada era 1990-an. Menariknya, film ini tidak dirilis di Indonesia terlebih dahulu pada 1979, melainkan pasar internasional dengan mengusung judul Special Silencers.
Lalu, pada 1982 barulah film ini dirilis di sejumlah bioskop Indonesia. Namun, penayangan Serbuan Halilintar di Indonesia harus mengalami banyak pemotongan adegan oleh Badan Sensor Film, karena berlimpahnya adegan dewasa di dalamnya.
Itulah lima film horor erotis klasik Indonesia yang bikin tegang sekaligus panas. [*/win]