Meski begitu, kondisi tersebut tidak jadi halangan bagi Giantika sehari-hari. Ia bahkan tetap bersekolah dan saat ini duduk di kelas dua sekolah dasar (SD).
“Dia makan seperti biasa dan beraktivitas juga seperti biasa, seperti anak-anak lain seusia dia. Dia juga suka main,” kata ibu Giantika, Zulfayana.
Namun belakangan, Giantika kerap mengeluhkan lelah dan sakit di bagian dada. Hal tersebut membuat kedua orang tuanya cemas.
Baca juga: Viral Pernikahan Bocah Perempuan 10 Tahun dengan Pria 22 Tahun, Maharnya Bikin Melongo
Mereka berharap bisa membawa putri kecilnya itu ke dokter yang benar-benar mampu menangani penderita sindrom progeria.
“Memang dua minggu ini selalu sakit dadanya. Saya rasa itu penyakit jantung, tapi mau bagaimana. Kalau dibilang masalah pengobatan, sudah luar biasa selama ini,” ungkap Zulfayana.
Zulfayana masih menyimpan harapan agar Giantika bisa sembuh. Ia berharap mendapat bantuan agar Giantika bisa berobat ke rumah sakit di luar negeri.
“Kalaupun ada pengobatan yang lain, kami pun terbentur dana,” ujarnya.
Penyakit sindrom progeria ini memang tergolong sangat langka. Penderitanya diperkirakan hanya satu dari 4 juta kelahiran di dunia. Penyakit ini disebabkan mutasi genetik.
Meskipun tampak sehat saat lahir, anak-anak dengan progeria mulai menunjukkan banyak karakteristik penuaan yang terjadi dengan cepat dalam dua tahun pertama.
Progeria ditandai dengan kegagalan dalam pertumbuhan, kehilangan lemak tubuh dan rambut.
Kemudian, kulit yang tampak tua, kekakuan persendian, dislokasi pinggul, aterosklerosis umum, penyakit kardiovaskular atau jantung, dan stroke.
Baca juga: Diduga Dendam, 1 Keluarga di Purwakarta Menjadi Korban Pembacokan Orang Tak Dikenal
Anak-anak dengan progeria juga memiliki penampilan yang sangat mirip, walaupun memiliki latar belakang etnis yang berbeda.
Semoga Ginatika bisa segera mendapat pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakitnya. [*/Jly]