Joko membimbing anak tunggalnya itu hingga akhirnya bisa memenangkan berbagai perlombangan tingkat kabupaten, soloraya, dan nasional.
Celyn diketahui juga menabung seluruh hadiah berupa uang pembinaan yang didapatnya.
“Sekarang sudah terkumpul Rp80 juta. Uang itu mau dipakai buat beli mobil.
Saya ingin punya mobil Avanza [Toyota],” kata gadis pendiam itu, Kamis (7/5/2020).
Berkat prestasinya yang gemilang tersebut, Celyn bahkan dipercaya para guru sebagai guru cilik untuk mata pelajaran seni, budaya, dan keterampilan di sekolah tempatnya belajar.
Setiap pekan ia mengajar tiga kali di kelas yang berbeda. Celyn bahkan pernah mengajar di Kelas III saat ia masih duduk di Kelas II.
Dari sekian siswa yang diajarnya, ada sejumlah siswa yang maju lomba menggambar dan mewarnai di SMK Kristen Sragen.
Dua anak kelas III yang diajari Celyn berhasil membawa piala juara II dan III serta Celyn sendiri membawa piala juara I.
Celyn yang bercita-cita jadi dokter itu belajar mewarnai kali pertama berupa gambar sapi di kebun.
Gambar itu diwarnai dengan pensil warna (crayon) dengan warna gradasi yang indah.
Salah satu karyanya yang tergolong unik adalah gambar bercerita.
Celyn membuat rangkaian gambar tersebut mulai dari gambar anak yang membatik, menjemur batik, hingga kain batiknya digunakan penari saat pentas tadi dengan iringan gamelan.
Cerita itu disajikan Celyn dalam satu bingkai gambar yang menarik dengan ukuran kertas A4. “Ide-ide itu dari saya sendiri.
Baca juga: Kepergok Mencuri Singkong, Pria Tua Ini Dapat Perlakukan Tak Terduga dari Pemilik Kebun
Termasuk pemilihan warnanya. Setiap maju lomba, saya dan bapak selalu latihan dulu,” katanya.
Selama ikut lomba, Celyn pernah tidak mendapat juara. Bagi dia, ketika tak menang di lomba dianggap bukanlah rezekinya.
Joko sendiri tak menyangka bahwa putrinya memiliki bakat terpendam itu.
Ia selalu mendukung Celyn dan mengantarnya saat ikut lomba kemana-mana, seperti ke Jogja, Semarang, Jawa Timur, dan seputaran Soloraya.
“Saat mengajar di sekolah itu, ada siswa yang keberatan karena contoh gambar yang diberikan Celyn terlalu rumit dan detail. Saya terkesan saat ikut lomba tingkat nasional pada April 2019 lalu di Semarang. Waktunya hanya satu jam. Orang tua diberi jarak cukup jauh untuk melihat anaknya yang ikut lomba. Ya, dedekan juga dan akhirnya selesai. Celyn pun dapat juara I,” kisah Joko.
Perlombaan yang diikuti Celyn itu hampir setiap Sabtu dan Minggu. Informasi lomba itu didapat orangtua Celyn dari grup Whatsapp (WA).
Meski kini wabah Covid-19 tengah marak, Celyn tetap mendapat undangan untuk mengikuti lomba menggambar. [*/Jly]