Berita viral terbaru: Seorang wanita di Afsel tewas dibunuh saat tengah hamil delapan bulan. Jasadnya ditemukan tergantung di sebuah pohon besar setelah sebelumnya dikabarkan hilang.
Padangkita.com - Afrika Selatan (Afsel) menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat kekerasan berbasis gender cukup tinggi. Kekerasan tersebut banyak terjadi pada kaum wanita dan anak-anak hingga akhirnya berujung kematian.
Salah satunya dialami oleh seorang wanita berusia 28 tahun ini. Ia ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon dengan beberapa luka tusukan di dadanya.
Wanita bernama Tshegofatso Pule itu ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi menggenaskan di Roodepoort, wilayah pinggiran Johannesburg, tubuhnya berlumuran darah digantung di sebuah pohon besar. Sebelumnya, Pule dilaporkan telah menghilang sejak tanggal 4 Juni lalu.
Berdasarkan hasil autopsi, Pule yang tengah hamil delapan bulan itu diketahui mengalami kekerasan fisik karena ditemukan sejumlah luka, termasuk bekas tusukan pisau di dada.
Sontak kematian Pule memicu kemarahan warga Afrika Selatan. Selain menggelar aksi unjuk rasa, mereka juga meramaikan media sosial Twitter dengan tanda pagar (tagar) #JusticeForTshego.
Saat negara tengah fokus menangani pandemi Covid-19, kekerasan berbasis gender kembali mencuat jadi permasalahan pelik negara di selatan Afrika itu. Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menyebut bahwa fakta tersebut sebagai aib negara.
Terkait hal itu, Ramaphosa mengklaim pemerintahnya sudah berusaha menambah sumber daya untuk menekan kekerasan yang kerap disembunyikan oleh warga tradisional Afrika Selatan.
"Kami mencatat hal menjijikan saat negara ini menghadapi ancaman paling mengerikan dari pandemi Covid-19, ada pria kejam yang mengambil keuntungan dari pelonggaran pembatasan untuk melakukan kekerasan pada perempuan dan anak-anak," demikian pernyataan Ramaphosa seperti dikutip BBC, Rabu (17/6/2020) lalu.
Baca juga: Terbakar Cemburu, Pria Ini Nekat Tikam Istri dan Selingkuhannya
Dalam sepekan terakhir, setidaknya sudah terjadi tiga pembunuhan sadis pada wanita dan anak.
Selain kasus Pule, dua kasus lainnya menimpa Naledi Phangindawo (25 tahun) yang ditikam di dekat kota pelabuhan Mossel Bay pada Sabtu lalu.
Sebelumnya, ada kasus pembunuhan perempuan muda yang jasadnya dikubur di bawah pohon di Soweto.
Bahkan menurut perhitungan pemerintah Afrika Selatan, sebanyak 51 persen wanita di negara itu pernah mengalami kekerasan dilakukan oleh orang yang masih memiliki hubungan dengannya.
Untuk itu, Ramaphosa meminta agar para wanita atau siapapun yang melihat atau mengalami kekerasan berbasis gender berani bersuara.
Baca juga: Baru 3 Bulan Menikah, Mantan Istri Deddy Corbuzier Kalina Oktarani Gugat Cerai Suami
"Kekerasan berbasis gender tumbuh subur dalam iklim 'keheningan'. Kami melihat, dengan warga tidak berani berbicara, itu bisa melibatkan keluarga atau pribadi dalam kejahatan paling berbahaya ini," tutupnya. [*/Jly]