Berita viral terbaru: Seorang wanita mendapat berbagai ancaman serta pemerasan jika videonya yang direkam secara tersembunyi di kamar hotel akan disebar.
Padangkita.com – Peraturan mengenai vulgar atau pun hal-hal yang berhubungan dengan hal tersebut telah diatur secara tegas dalam undang-undang. Hal ini juga punya sanksi hukum yang berat apabila kedapatan melanggar yang telah ditetapkan.
Seorang wanita bernama Jane Doe mengklaim jika dirinya telah menjadi korban dalam aksi seseorang yang tak bertanggung jawab.
Wanita asal Chicago, Amerika Serikat, menuntut perusahaan hotel ternama, Hilton Worldwide, sebesar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Hal tersebut dilakukannya karena saat ia menginap di hotel tersebut sekitar beberapa tahun lalu, seorang karyawan hotel merekamnya dengan kamera tersembunyi saat sedang di kamar mandi.
Kejadian tersebut saat dirinya baru lulus dari sekolah hukum pada 2015, lalu menginap di Hampton Inn and Suites di Albany, New York.
Ia yang tidak menduga hal buruk ini menimpanya, hingga pada September 3 tahun setelah kejadian, Jane Doe mendapat e-mail berisi tautan untuk mengarahkannya pada situs vulgar.
Setelah ditelusuri ia begitu terkejut mendapati jika dirinyalah yang seolah dijadikan model video vulgar yang juga menyertakan nama lengkapnya.
Setelahnya ia menerima banyak e-mail yang berisi ancaman jika sang pelaku akan membeberkan hal tersebut ke pihak luas, karena pelaku mengetahui dimana dirinya bekerja dan menempuh pendidikan.
Baca juga: Awet Muda dan Bertubuh Langsing, Wanita 44 Tahun Ini Dikira Kekasih Anaknya
Bahkan tersangka telah mengekspos video tersebut ke berbagai situs vulgar. Tak cukup demikian tersangka juga memeras dirinya dengan meminta pembayaran segera senilai 2.000 dollar AS atau Rp 28 juta, lalu 1.000 dollar AS (Rp 14 juta) per bulan selama setahun.
Awalnya dirinya tidak menanggapi ancaman tersebut hingga pelaku menyebarkan videonya ke teman-teman, kolega, dan mantan teman sekelasnya.

Ilustrasi: Mandi. (Foto: Pixabay)
Tentu saja hal tersebut semakin menyulut emosi Jane, ia menyalahkan pihak hotel tersebut. Ia bahkan menyatakan jika kebanyakan orang memilih menginap di hotel untuk mendapatkan privasi serta keamanan, namun justru kedua hal tersebut yang dirampas dari dirinya.
Baca juga: Kisah Haru: 42 Tahun Kandungannya Diaborsi, Ternyata Sang ‘Bayi’ Masih Hidup
Setelah berita ini menyebar, Juru bicara Hampton Inn mengaku terkejut dengan kasus tersebut. Ia bahkan menyatakan jika hotel tersebut baru selesai di renovasi secara keseluruhan dan tidak menemukan alat perekam apapun.
Ia juga menegaskan jika keselamatan dan keamanan tamu merupakan prioritas utama hotel tempatnya bekerja. [*/Nlm]