Keluarganya bahkan tak berniat untuk mengajak pria lansia itu untuk tinggal bersama. Meski mengetahui Nur selalu tidur di jalanan, namun mereka tak memperdulikan hal itu.
"Enggak (diajak tinggal bareng). Iya dibiarin. Iya, kalau siang (tidur) disitu, kalau hujan di sana (nunjuk sebuah trotoar yang biasa jadi tempat tidurnya)" ujarnya.
Beberapa tentangga yang tinggal di dekat rumah istri Nur, menyebut jika pria itu adalah orang kaya.
"Iya kenal, sering disini dia," ujar seorang ibu-ibu.
Ibu itu mengatakan bahwa Nur memiliki usahanya sendiri. Ia berjualan kursi kantoran, es kelapa dan bensin eceran.
"Emang di sini dia. Emang iya dagang dia. Yang dagang kursi itu dia, yang dagang kelapa itu dia, dagang bensin dia. Kalau lukisan lain orangnya. Ah kaya dia ini," ungkapnya.
Tak hanya itu, ibu tersebut juga mengatakan bahwa Nur memiliki rumah di perkampungan di belakanga tempat usaha fotokopinya.
"Rumahnya di belakang juga ada. Kaya dia ini," terangnya.
Bahkan wanita itu mengatakan bahwa Nur bukan seorang pemulung seperti yang terlihat saat bertemu Menteri Sosial, Risma. "Dia nggak pemulung, emang begitu penampilannya," tegasnya.
Ia juga sempat terkejut saat mengetahui, pria itu disebut gelandangan atau pengemis.
"Dia ngaku orang susah, padahal kalau saya pikir dia kaya, pikir aja itu rumahnya juga jual kursi, dagang kelapa, di belakang ada rumahnya. Ada anaknya menantunya, ada cucunya juga," jelasnya. [*/Prt]