Berita viral terbaru: Travel blogger, Trinity ungkap kekecewaan dengan penanganan petugas di Bandara Soekarno-Hatta saat pandemi Covid-19.
Padangkita.com - Trinity merupakan travel blogger, belum lama ini meluapkan kekecewaannya. Pasalnya, penulis buku best seller ‘The Nekad Traveler’ itu mengaku mendapat penanganan buruk dari petugas Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten saat pandemi Covid-19.
Dalam cuitan di akun Twitter milikinya, @TrinityTraveler membagikan pengalaman kurang mengenakkan saat tiba dari luar negeri. Ia juga menyayangkan perlakukan petugas bandara yang dianggap cukup buruk.
"Parahnya penanganan penumpang pesawat dari luar negeri ketika mendarat di bandara Soekarno-Hatta T3 saat pandemi," tulis Trinity di Twitter, Minggu (27/9/2020).
"Ceritanya gue ke Turki 19-26 September. Perginya gue udah rapid test dengan hasil non-reaktif. Kita cuma isi kartu selembar, isi nama, no paspor, no perbangan, dan tanggal/asal kedatangan (dibagikan di pesawat), cek suhu otomatis di bandara, tapi gak ditanya hasil rapid test,"lanjutnya.
Trinity sendiri melakukan perjalanan ke Turki selama 8 hari. Sebelum pulang, Trinity telah menacri informasi di internet tentang cara masuk ke Indonesia. Dari informasi yang ia dapat penumpang dari luar negeri harus mempunyai hasil tes PCR (swab test).
"Gue pun langsung tes PCR sehari sebelum terbang di hotel (sebagian hotel di Turki memfasilitasi tes dengan mendatangkan dokter). Puji Tuhan, hasil gue negatif," tulis Trinity.
Saat check in, petugas Turkish airlines langsung meminta hasil PCR untuk disertakan di boarding pass. Pasalnya, untuk masuk ke Indonesia penumpang harus memiliki hasil PCR (bukan rapid test) yang diambil maksimal 7 hari sebelum penerbangan.
Lantaran sudah memiliki hasil test, Trinity pun merasa lega. Petugas memberinya kartu kuning yang harus diisi di pesawat. Namun saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Trinity justru merasa kecewa.
"Begitu mendarat di CGK T3 kemarin sekitar jam 18.00, tau-tau diserbu dengan suara orang-orang teriak-teriak nyuruh penumpang ke arah kanan untuk duduk. Ada petugas yg membagikan kertas "klirens kesehatan" dari Kemenkes. Lha apa bedanya sama kartu kuning yak?," tulis Trinity.
Baca juga: Jeo Taslim Puji Debut Akting Layar Lebar Minhyuk BTOB
Di sana terdapat ratusan kursi yang telah disediakan. Tak hanya itu, ada pula petugas, tentara, dan polisi yang berteriak memerintah semua penumpang untuk duduk dalam bahasa Indonesia.
Hal yang disayangkan lantaran tidak ada info tertulis atau imbauan dari petugas tentang apa yang harus dilakukan para penumpang. Para petugas tersebut dengan santai membentak semua penumpang, termasuk warga negara asing.
"Hey you, come back!," tulis Trinity mencontohkan perkataan petugas itu.
Trinity dan penumpang lainnya cukup lama dibentak oleh petugas tersebut. Bahkan lantaran tak kunjung mengerti apa yang harus mereka lakukan, penumpang semakin bertumpuk di satu tempat.
Perlakukan petugas itu seakan menangani pengungsi illegal. Mereka bahkan tak pandang bulu memarahi dan membentak penumpang di sana.
"Gue rasanya kayak sampah! Kita semua kayak lautan pengungsi illegal yg didudukin! Gimana perasaan WNA coba?," tulis Trinity.
Hal lain yang membuat Trinity kecewa lantaran dirinya melihat ada WNA yang diberikan akses maju terlebih dahulu dari antrean. Saat ia mempertanyakan hal itu pada petugas, ia justru tak mendapat jawaban memuaskan.
"Gue pun ikutan maju. Gue tanya ke petugas yang ngasih jalan ke bule, 'Kok mereka boleh duluan? Jadi sekarang kita harus ngapain sih? Kok ga ada info?' Jawabnya, 'Maju aja, bu!'," tulis Trinity.
Terdapat beberapa prosedur yang harus dilalui Trinity dan penumpang lainnya. Dan mereka harus melalui proses tersebut dangan penanganan yang mengecewakan. Contohnya saja saat pengecekkan suhu tubuh.
Trinity mengatakan jika salah satu temannya yang memiliki suhu 34.2 derajat celsius, namun justru ditulis 36.2 derajat celsius. Saat protes, petugas malah menanggapi dengan santai “Ya biarin aja, bu!,” ujar petugas tersebut.
Penangan petugas bandara dianggap sangat buruk oleh Trinity dan penumpang lainnya. Trinity bahkan merasa seperti sedang melakukan ospek saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. [*/Prt]