Karena lockdown, mereka mungkin tidak memperkirakan kereta api akan lewat dan memilih untuk tidur di rel saat malam hari.
Perlu diketahui, kebijakan lockdown selama delapan minggu di India merupakan salah satu yang paling ketat di dunia.
Kebijakan ini nyatanya telah membantu menahan laju penyebaran virus corona atau Covid-19 di negeri Bollywood itu.
Meski demikian, berbagai macam kritik dilontarkan tentang bagaimana pemerintah telah mengatur pesawat untuk membawa kembali orang India dari luar negeri, sedangkan para pekerja dibiarkan terdampar di kota-kota besar dengan sedikit makanan atau uang.
Kritik ini disampaikan oleh Perdana Menteri Narendra Modi di akun Twitter pribadinya.
Ia mengaku sedih dengan hilangnya nyawa para pekerja dalam kecelakaan kereta api dan semua kemungkinan bantuan sedang diberikan.
Sementara itu, pemimpin partai oposisi utama Kongres Rahul Gandhi turut mengungkapkan keterkejutannya akan pemberitaan tersebut.
“Terkejut dengan kematian pekerja migran yang ditabrak kereta api. Kita harus malu dengan cara kita memperlakukan pembangun bangsa kita,” ujarnya.
Di sisi lain, beberapa pemerintah negara bagian di India tengah menghadapi tekanan publik untuk mengorganisir kereta api dan bus untuk membawa kembali buruh migran selama seminggu terakhir.
Pasalnya, banyak di antara para pekerja tersebut yang menempuh jarak yang sangat jauh dalam panas terik melalui ladang dan hutan untuk pulang ke kampung asalnya. [*/Jly]