Tak hanya itu, bagi ibu yang hendak bersalin, biasanya akan ada seorang dukun beranak yang membantu proses melahirkan itu. Usai melahirkan, ibu tersebut akan dimandikan dengan air hangat dan kemudian dibaringkan di balai-balai.
Saat dibaringkan di bawahnya diletakkan bara api untuk ‘memanggang’. Hal itu dimaksudkan agar tenaga serta kekuatan ibu itu dapat pulih kembali.
Proses ‘pemanggangan’ itu akan berlangsung selama 40 hari. Setelah ibu yang telah melahirkan itu dianggap sudah sehat kembali, proses tersebut akan dihentikan.
Sementaran, bayi yang telah berumur 40 hari akan dipakaikan kalung, dan diberi uang. Hal ini dilakukan sebagai simbol demi masa depan sang bayi.
Meskipun hidup jauh dari kota, tidak membuat warga Suku Boti tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Beberapa anak di Suku Boti juga ada yang menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.
"Seorang putra kami juga sempat kuliah di Kupang, namun tidak selesai dan sekarang berwiraswasta," jelas istri Nune yang berusia 78 tahun.
Baca juga: Heboh Penemuan Kura-kura Langka Warna Kuning
Lantaran zaman semakin berkembang, orang Boti juga tidak menutup diri dari peradaban luar. Mereka akan menerima segala hal, asal tidak merusak tata cara kehidupan dan budaya mereka sendiri. [*/Prt]