Berita viral terbaru: Atlet triathlon nasional Korea Selatan, Choi Sook Hyun dikabarkan bunuh diri lantaran tertekan dengan orang-orang di timnya.
Padangkita.com - Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan kasus bunuh diri tertingi di dunia. Bahkan baru-baru ini, atlet triathlon nasional Korea Selatan, Choi Sook Hyun dikabarkan bunuh diri di kediamannya.
Menurut laporan, atlet tersebut merasa tak sanggup lagi menanggung beban atas pelecehan dan kekerasan dari orang-orang di sekitarnya.
Pada Rabu (1/7/2020), beberapa media setempat mengungkapkan bahwa Choi Sook Hyun berada di bawah tekanan ekstrim setelah diserang oleh tim pelatihnya sendiri.
Hal itu diduga sebagai alasan atlet tersebut memutuskan untuk bunuh diri pada 26 Juni 2020 lalu.
Choi Sook Hyun dikenal sebagai anggota tim triathlon nasional Korea Selatan sejak 2015. Saat itu, ia masih menjadi siswa sekolah menengah dan dianggap sebagai salah satu atlet Korea Selatan yang paling menjanjikan.
Namun semuanya tidak berjalan dengan baik. Hal itu lantaran keluarga Choi Sook Hyun mengklaim bahwa hidup atlet tersebut telah runtuh. Bahkan Choi Sook Hyun sempat mengatakan bahwa hidupnya seperti neraka.
Semasa hidup, Choi Sook Hyun sering mendapat serangan yang menjadi kebiasaan, pelecehan, dan penyalahgunaan kekuasaan dari staf tim di sekitarnya. S
ebelum meninggal, rekaman percakapan teks Choi Sook Hyun dan tim resmi triathlonnya terungkap ke media.
Dalam percakapan itu, tim tersebut menyuruh Choi Sook Hyun untuk tidak makan selama tiga hari karena berat badannya yang naik dan terus menyalahkan sang atlet.
Baca juga: Terlahir Di Bulan Januari Berpotensi Besar Jadi Orang Sukses
Dilansir dari Koreaboo, tak hanya dilecehkan secara psikologis oleh tim resminya, pada Maret 2019, Choi Sook Hyun bahkan juga diserang oleh dokter timnya.
"Anda pernah ditabrak saya dua kali sebelumnya, kan? Anda harus dipukul setiap hari. Jika anda tidak mau, ambillah kutukan," ujar Dokter Kim yang menjadi dokter tim Choi Sook Hyun dalam sebuah percakapan.
Setelah itu, dokter melanjutkan untuk menyerangnya selama 20 menit, dan kemudian memanggil seseorang yang diyakini sebagai anggota senior tim, bergabung dalam serangan itu.
Hal yang paling mengejutkan yakni, dokter tim itu bahkan dengan santai melakukan percakapan dengan pelatih.
Dalam serangan tersebut, Choi Sook Hyun mendapat lebih dari 20 tamparan di pipinya, tendangan di dada dan perutnya, dan kepala atlet itu juga didorong ke dinding.
Tak berhenti di sana, si pelatih bahkan mengucapkan kata-kata menyakitkan untuk atlet tersebut.
"Apakah anda ingin mati? Haruskah kita melakukan pengusiran setan?" ucap si pelatih sebelum pergi meningalkan Choi Sook Hyun yang sudah tak berdaya.
Berdasarkan laporan media setempat, setiap kali berat badan Choi Sook Hyun naik, pejabat tim akan membeli roti seharga ₩200 ribu atau setara Rp2,37 juta dan memaksa dirinya untuk memakan roti itu sampai muntah, dan mereka terus mengulangi tindakan itu.
Dalam jurnal pelatihan, Choi Sook Hyun sempat menulis tentang kesulitan yang dihadapinya. Atlet itu mengungkapkan telah ada ratusan kali ia berpikir ingin mengakhiri hidupnya dengan tertabrak mobil atau menikam dirinya sendiri.
Baca juga: Viral, Seorang Ibu di Mesir Tega Suntik Air Keras Pada Bayinya Sendiri
Sebelum meninggal, Choi Sook Hyun semat mengirim pesan teks kepada ibunya untuk mengungkapkan dosa orang-orang yang telah membuatnya tertekan selama menjadi atlet.
"Seorang senior tim mengatakan dia (Choi Sook Hyun) terlihat seperti seorang transgender. Mereka mengatakan sepertinya dia melihat banyak pria juga.
Jadi itu sebabnya saya pikir dia mencoba untuk mulai menghindari orang. Itu sampai pada titik di mana hidup itu sulit," ujar mantan rekan setim Choi Sook Hyun saat mengungkapkan kesulitan yang dihadapi mendiang.
Sebelumnya Choi Sook Hyun telah mencoba menyuarakan keluhannya tentang masalah-masalah yang ia hadapi beberapa kali.
Ia meminta untuk mentransfernya ke tim lain, mengajukan petisi dengan Komite Olahraga dan Olimpiade Korea Selatan, dan bahkan mengajukan keluhan kepada polisi.
Namun sayang, hingga akhir hayatnya, tak ada satu pun yang melihat dirinya. [*/Prt]