Padangkita.com - Sebagian besar perguruan tinggi saat ini melaksanakan upacara wisuda secara online. Hal itu dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19 yang masih menjadi masalah besar diberbagai negara, termasuk Indonesia.
Kendati demikian, pelaksanaan wisuda online ternyata memberikan kesulitan tersendiri bagi sebagian calon wisudawan. Contohnya saja seperti yang dirasakan oleh Kupang Katarina Oa Jebe.
Ia merupakan seorang mahasiswi di Universitas Nusa Cendana (Undana). Katarina sendiri berasal dari Desa Baya, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Belum lama ini Katarina berhasil menyelesaikan pendidikannya di Undana. Namun lantaran pandemi, upacara wisuda Katarina dilakukan secara online.
Kendati demikian, Katarina tampaknya cukup kesulitan untuk melakukan mengikuti wisuda online tersebut.
Pasalnya, akses internet di desa tempanya tinggal cukup sulit. Lantaran hal itu, Katarina terpaksa mengikuti wisuda di lahan perkebunan.
"Iya betul, saudari sepupu saya sekarang sedang mengikuti wisuda di kebun karena acara wisuda digelar secara online sementara sinyal internet di desa kami susah didapat," ujar warga Elias Wollo, keluarga dari Katarina Oa Jebe kepada wartawan, Kamis (20/12/2020).
Lebih lanjut, Elias mengaku jika dirinya dan keluarga yang lain juga ikut menemani Katarina mengikuti wisuda di lahan perkebunan tersebut.
Katarina terpaksa mengikuti wisuda di lahan perkebunan karena di sana ada akses internet. Pasalnya, lokasi perkebunan itu di daerah perbukitan yang miliki jaringan internet cukup bagus.
Lantaran ingin upacara kelulusan itu lancar, mahasiswi Fakultas Kedokteran Undana itu memutuskan untuk mengikuti wisuda di lahan perkebunan tersebut.
"Lokasi perkebunan ini memang berada di perbukitan sehingga signal intenetnya bagus," jelasnya.
Butuh Perhatian Pemerintah
Di desa Baya sendiri akses internet masih sangat sulit. Bahkan bagi warga yang memerlukan jaringan internet harus keluar rumah untuk mencari titik yang mendapat jangkauan jaringan internet.
Meski beberapa lokasi di desa Baya masih terjangkau jaringan internet. Namun jaringan tersebut tidak cukup kuat.
Baca juga: Cerita Luqman Baehaqi Soal Kreativitas Anak Selama Pandemi Pakai Kardus
Lantaran hal itu, keluarga Katarina terpaksa harus pergi ke lahan perkebunan agar bisa mengikuti wisuda dengan lancar.
Elias berharap pemerintah bisa memperhatikan ketertinggalan di desa mereka. Sebab, akses internet juga tetap dibutuhkan oleh warga di desa Baya agar tidak terus tertinggal. [*/Prt]