Berita viral terbaru: Hasil survey tentang keterbukaan masyarakat Swedia terhadap tetangga dengan berbagai latar belakang cukup mencengangkan.
Padangkita.com- Hidup bertetangga haruslah rukun serta saling menghargai agar terciptanya kondisi lingkungan yang tenang dan damai.
Tentunya dalam kehidupan di kota-kota besar dengan masyarakat yang heterogen dari berbagai suku bangsa dan agama membuat kita harus saling toleransi.
Serta kita juga tidak mungkin bisa membatasi seseorang untuk memilih tempat tinggal tepat di sekitar kita.
Walau demikian, pada kenyataan di lapangan masyarakat seakan telah membentuk kelompok-kelompok perkampungan etnis atau pun agama tertentu.
Hal ini mungkin saja sudah terjadi sejak dulunya yang kemudian menjadi tradisi turun temurun. Ataupun memang kesepakatan di antara masyarakat agar memudahkan dalam hal ibadah serta lain sebagainya.
Sebuah perusahaan Novus sebelumnya pernah melakukan survey tentang tetangga pada masyarakat di Swedia.
Hal ini sebenarnya bertujuan untuk melihat bagaimana tanggapan masyarakat tentang penerimaan dan keterbukaannya pada tetangga dengan berbagai latar belakang agama.
Melansir dari Republika.co.id, hasil surveri tersebut dipublikasikan di situs berita The Local dengan perolehan hasil yang cukup mencengangkan.
Baca juga: Mahasiswi Cantik di Jaktim Tabrak 3 Pengendara Motor, 2 Korbannya Tewas di Tempat
Pasalnya dari hasil survey perolehan tertinggi sebanyak 22 persen dimana orang Swedia tidak terbuka terhadap gagasan memiliki tetangga Muslim atau memiliki latar belakang Timur Tengah.
Sementara hanya sebesar empat persen peserta mengatakan jika mereka ingin dan tidak masalah memiliki tetangga dengan latar belakang Muslim atau Timur Tengah.
Sementara untuk Afrika sendiri, sebanyak 16 persen berpendapat tidak setuju jika harus memiliki tetangga seorang Afrika. Perolehan suara yang setuju juga cukup kecil yakni hanya 4 persen saja.
Sementara itu, sekitar 19 persen partisipan menyatakan tidak keberatan memiliki tetangga dengan latar belakang Swedia.
Serta 12 persen dari mereka juga merespons secara positif tentang memiliki tetangga Kristen. Walaupun juga ada yang tidak suka dengan gagasan tetangga Kristen, hal ini sangat kecil yakni sebanyak satu persen saja.
Baca juga: Kakek Ini Melukis Menggunakan Excel, Ini Karyanya
Selain itu jumlah terbesar yang menyatakan tidak ingin memiliki tetangga berlatar belakang Yahudi. Seolah telah melabeli dengan berbagai hal negatif jika memiliki tetangga dengan latar tersebut.
Untuk perolehan warga yang setuju dengan memiliki tetangga yang berasal dari Yahudi hanya 9 persen saja. [*/Nlm]