Pernah suatu ketika, oknum tetangganya mengencingi dan meludahi rumah Eduard sebagai bentuk perlawanan atas keputusannya masuk Islam kembali.
Eduard sempat emosi, namun sang istri mengingatkan bahwa dalam Islam tidak boleh membalas kekerasan dengan balasan serupa.
Saat ini, Eduard mengaku merasa lebih dekat dengan Allah. Apa yang ia alami dahulu karena ia tidak merasa dekat dengan sang khalik. Menurutnya, Allah mahaluar biasa. Meski ia merasa seperti manusia berdosa nyatanya masih diberi keberkahan.
Baginya, hal yang baik sudah diatur oleh-Nya, sedangkan yang buruk berasal dari dirinya sebagai pertanda supaya introspeksi.
Ia mengaku kagum dengan sifat Rasulullah dan sahabat. Baginya, mengikuti keteladanan Nabi bukan sebatas pengucapan dua kalimat syahadat saja, melainkan harus memahami maknanya.
Dari Alquran ia mengetahui bahwa apa yang manusia kerjakan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Untuk itu, ia tidak begitu mementingkan perkataan manusia tentang dirinya. Saat ini hidupnya hanya untuk Allah.
"Hidup yang benar-benar hidup ya sekarang ini," katanya.
Memahami Islam tak terhenti pada lisan saja. Namun, harus dipahami dan diamalkan secara kafah. Karena di dalam Islam semua hal sudah diatur. Bahkan, untuk aktivitas suami istri pun sudah diatur.
Baca juga: Ini 6 Sumber Kekayaan Kekeyi, Makin Dibully Makin Terkenal dan Makin Kaya
Eduard mengaku tidak setuju dengan pihak-pihak yang mengatasnamakan Islam saat ingin melakukan kekerasan.
Padahal, Islam adalah agama yang indah dan damai. Dalam Islam, jika ingin menyampaikan teguran, tidak dengan kekerasan atau perilaku kasar. Apalagi, jika seseorang sampai membunuh makhluk lain, ia telah melecehkan Allah karena membunuh ciptaan-Nya. [*/Prt]