Berita viral terbaru: Pria bernama Dom Merrix meninggal setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Ia mengalami serangan jantung dan kesulitan bernapas.
Padangkita.com - Perihal kematian, tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemputnya. Beberapa orang bahkan mati dengan berbagai cara dan dengan berbagai sebab.
Seperti halnya pria bernama Dom Merrix. Ia yang sebelumnya terlihat sehat dan bugar, tiba-tiba saja meninggal akibat serangan jantung dan kesulitan bernapas.
Sebelumnya Dom juga diduga terinfeksi Covid-19 dan kemudian melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Baca juga: Mayat-mayat Pasien Covid-19 Ditumpuk dan Tergeletak di Rumah Sakit AS
Kondisi pria 48 tahun itu memburuk ketika ia mendadak pingsan pada Kamis (9/4/2020) pagi di rumahnya di Portsmouth, Inggris.
Dom yang waktu itu mengisolasi diri sendiri selama lebih dari 2 minggu karena mengalami gejala Covid-19, tinggal sendiri di rumahnya di lantai bawah.
Sementara istrinya, Sarah (44 tahun) dan putrinya, Ellie Mai tinggal di lantai dua.
Melihat suaminya pingsan setelah sulit bernapas, Sarah langsung memanggil ambulans. Petugas medis pun kemudian datang dan membawa Dom ke ambulans.
Sayangnya, Dom mengalami serangan jantung sementara ia masih kesulitan bernapas.
Meski petugas medis mengupayakan berbagai cara, Dom meninggal dunia sebelum sampai ke Rumah Sakit Queen Alexandra.
Seorang teman dekat dari keluarga itu, Rachel Hibbert menceritakan soal kejadian pagi itu di rumah Dom. Ia mengatakan, Dom sempat mengirim SMS kepada putrinya untuk membuka jendela karena dia kesulitan bernapas.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="43566" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Dom juga mengirim SMS kepada istrinya untuk meminta bantuan.
"Sarah turun dan melihat Dom berlutut dan berusaha keras untuk bernapas. Ketika paramedis tiba, mereka menempatkannya di troli dan memintanya untuk bersandar tetapi dia tidak bisa melakukannya," ujarnya.
Rachel kemudian melanjutkan, "Begitu saja. Kemudian pintu ambulans ditutup. Mereka tidak melihatnya Dom masih bernyawa.
Jantungnya berhenti berdetak dan paramedis menghabiskan 20 menit di luar rumah untuk mengembalikan detak jantung Dom.
Pada saat Dom tiba di rumah sakit, petugas medis tidak dapat menyelamatkannya."
Baca juga: Gejala Baru Corona Bintik Merah dengan Rasa Gatal yang Berlebihan
Dalam keterangannya itu, Rachel kemudian memperingatkan siapa pun bisa meninggal dunia karena virus corona.
Ia mendesak agar orang-orang untuk tetap di dalam rumah saja. Pasalnya, meski Dom tidak secara resmi dinyatakan terinfeksi Covid-19, keluarga dan teman-temannya termasuk Rachel, yakin bahwa Dom mengidap penyakit itu.
Rachel juga menyebut, kebanyakan orang berpikir virus corona tidak akan menjangkiti mereka yang masih muda.
"Dom bugar dan masih muda tapi virus itu membunuhnya. Virus itu menghancurkan keluarganya dan membuat mereka hancur. Virus ini merenggut nyawa orang muda, bugar, sehat, bukan hanya mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasar. Itu membuatku takut melihat Dom bisa jatuh begitu saja," ujar pria berusia 37 tahun itu.
Ia kemudian lanjut bercerita soal duka mendalam yang dialami keluarga Dom setelah kematiannya. Pasalnya, pria itu baru-baru ini kehilangan pekerjaannya di perusahaan energi SSE setelah bekerja selama 15 tahun.
Sejak itu, Rachel telah memulai permohonan penggalangan dana untuk membantu keluarga Dom membayar biaya pemakamannya di Portchester Crematorium.
Hasilnya, dalam dua hari terkumpul sebanyak 6.000 poundsterling dari hampir 300 orang.
"Sarah dan Ellie-Mai tersentuh atas semua dukungan yang mereka terima. Mereka sangat emosional. Kematian Dom telah meninggalkan lubang besar dalam kehidupan mereka. Mereka sekarang dapat memiliki pemakaman yang layak untuk Dom. Selain itu, mereka juga memiliki waktu beberapa bulan untuk tidak mengkhawatirkan uang," kata Rachel.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="43598" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Untuk pemakamannya tersebut, Dom yang merupakan penggemar klub sepak bola Portsmouth dan pemegang tiket musiman jangka panjang dibuatkan peti mati biru buatan Pompey.
Kepala eksekutif Pompey, Mark Catlin mengaku kaget dengan kematian pelatih sepakbola amatir yang bercita-cita tinggi dan berharap komunitas Blues akan bersatu.
Mark kemudian mengatakan, "Saya terkejut mendengar meninggalnya Dom Merrix minggu lalu. Seperti banyak penggemar Pompey, saya tahu Dom telah terinfeksi Covid-19, tetapi mengira ia telah pulih sepenuhnya. Baik secara pribadi, dan atas nama keluarga saya dan klub, belasungkawa tulus saya tujukan kepada Sarah dan Ellie-Mai."
Ia lalu menambahkan, belakangan ini sangat banyak keluarga yang harus kehilangan orang-orang tercinta karena Covid-19.
"Sayangnya, terlalu banyak keluarga kehilangan orang yang dicintai selama beberapa minggu terakhir," ujar Mark. [*/Jly]