Surat-surat Glyn mengungkapkan bahwa ia adalah seorang anak yang dilatih untuk merangkak melalui pipa beton ke penjara.
Ia berbicara kepada tawanan peran Jerman, kemudian merangkak untuk kembali.
Dalam dokumen itu diketahui kalau Glyn direkrut oleh kapten Pasukan Intelijen Inggris.
Bahkan, sampai perang berakhir, misi Glyn belum selesai dan masih berlanjut setelah ia dan Audrey menikah.
Kisah mengenai kehidupan suaminya itu telah membuat Audrey terkagum-kagum saat membacanya pada 2017 silam.
Suaminya itu meninggal pada tahun 2015 akibat penyakit parkinson.
Untuk mengabadikan kisah itu, Audrey kemudian menerbitkan kisah hidup Glyn ke dalam sebuah buku berjudul "Operation XX And Me: Did I Have A Choice?"
"Saya tidak pernah memperhatikan bahwa dia sering pergi untuk waktu lama, karena bekerja jauh dari rumah," kata Audrey.
"Dia menulis ceritanya bahwa salah satu misinya ada di sebuah tempat bernama Portwinkle di Cornwall. Aku tidak percaya ketika aku membaca itu.
Aku bahkan tidak tahu di mana itu Portwingkle berada, aku harus mencarinya," imbuhnya.
Kisah Glyn menceritakan bahwa satu-satunya orang yang pernah tahu tentang keterlibatannya dengan Pasukan Intelijen Inggris adalah ayahnya sendiri.
Audrey bahkan mengatakan, "Butuh waktu tiga tahun setelah dia meninggal untuk membacanya, dan saya benar-benar heran."
Dalam kisah Glyn itu, ia menyebut kapten intelijen Inggris yang merekrutnya menjadikan suaminya itu sebagai salah satu dari 20 anak-anak intelijen dari seluruh negeri.
Glyn harus menghadiri gimnasium dua kali dalam seminggu, belajar bela diri dan dipaksa merangkak melalui pipa beton.
Tugas utamanya adalah merangkak melalui pipa dan kemudian membuat jalan keluar.
Selanjutnya ia akan menyampaikan pesan kepada tahanan bahwa pasukan intelijen segera menyelamatkannya.
Sesuatu yang paling mengejutkan bagi Audrey adalah ketika Glyn bertanya pada kaptennya, "Apa yang harus saya katakan pada istri?"
"Saya melihat ke belakang dan berpikir tentang kehidupan macam apa yang dimiliki suami saya, namun dia tetap bertahan dengan saya," kata Audrey.
"Saya berharap bisa bertanya kepadanya, mengapa saya tidak pernah tahu?" lanjutnya mengenang 64 tahun pernikahannya bersama sang suami. [*/Jly]