Berita viral terbaru: Seorang gadis remaja di Swedia tewas dipenggal oleh kekasihnya sendiri. Kepala gadis malang itu ditemukan dalam kondisi dibungkus dengan aluminium foil dan selotip.
Padangkita.com - Nasib malang dialami gadis 17 tahun di Swedia. Ia tewas dipenggal oleh kekasihnya sendiri yang diduga tak terima karena diputus tali kasih oleh sang gadis.
Keduanya diketahui telah bersama selama 2 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk berpisah.
Gadis bernama Wilma Andersson itu awalnya dilaporkan hilang pada 14 November 2019 lalu. Sebelum hilang, ia diketahui pergi ke flat milik mantan kekasihnya, Tishko Ahmed Shabaz alias Shabaz untuk mengambil barang-barangnya.
Menindaklanjuti laporan orang hilang itu, polisi kemudian mencari di flat pria itu. Pihak berwajib pun dilaporkan menemukan jejak darah di dalam flat tersebut.
Petugas setempat juga mengklaim bahwa mereka kemudian menemukan kepala Wilma yang terpenggal dalam sebuah koper, dibungkus dengan aluminium foil dan selotip pada 28 November 2019 lalu.
Shabaz, pria yang berasal dari Irak, sekarang telah didakwa atas pembunuhannya dan persidangannya akan dimulai pada 26 Mei 2020 mendatang.
Baca juga: Diculik Saat Umur 2 Tahun, 32 Tahun Kemudian Baru Bertemu dengan Orangtua Kandung
Para petugas masih belum untuk menemukan tubuh Wilma yang diduga dibuang ke sungai oleh Shabaz.
Kendati polisi telah menemukan sejumlah bukti, Shabaz tetap membantah kalau ia telah membunuh Wilma. Kepada media lokal ia berkata, "Jika aku membunuhnya, aku tidak akan memotong kepalanya".
Shabaz secara konsisten menjawab tidak ada komentar ketika ditanyai oleh petugas pada bulan April lalu. Ia bahkan menyatakan bahwa pihak kepolisian lupa bahwa ia mencintai Wilma.
Padahal, petugas telah mengatakan bahwa DNA dan darah Wilma-nya ditemukan di pisau dapur. Sementara sidik jari Shabaz ditemukan pada pita yang membungkus kepala gadis tersebut.
Jaksa lalu mengklaim bahwa Wilma telah menjadi korban kekerasan berulang selama kematiannya.
Di sisi lain, sejak ibu korban Linda Andersson melaporkan putrinya hilang pada 14 November lalu, sebanyak 5.000 petugas polisi, pakar dan sukarelawan terlibat dalam pencariannya, yang merupakan pencarian orang terbesar di Swedia kala itu.
Nyonya Andersson mengatakan kepada TV lokal bahwa ia telah 'terus membunyikan bel pintu' ke rumah, tetapi Shabaz hanya mengatakan 'mereka bertengkar dan bahwa Wilma baru saja berlari keluar dari apartemen.
Baca juga: Penderita Covid Terus Meningkat, Presiden Brazil Malah Minta Hentikan Lockdown
Namun menurut keterangan Linda, mantel dan tas tangan Wilma masih berada di dalam flat. Ia pun berkata bahwa putrinya itu tidak akan pergi tanpa kedua benda tersebut.
Sementara itu, teman-teman Wilma juga menggambarkan Shabaz sebagai pengendali. Laki-laki itu selalu mendikte Wilma tentang apa yang harus dipakai dan ke mana ia bisa pergi.
Mereka juga mengklaim bahwa Wilma berulang kali pergi ke flat Shabaz untuk mengambil barang sebelum ia akhirnya menghilang. [*/Jly]