Berita viral terbaru: Seorang ibu hamil ditinju karena merupakan keturungan Amerika-China. Lantaran disangka warga China oleh pelaku.
Padangkita.com - Hubungan Amerika dan China sepertinya setiap hari semakin tidak baik. Hal ini nyatanya juga berdampak pada pandangan warga Amerika terhadap keturunan Tionghoa.
Belum lama ini, seorang wanita keturunan China-Amerika yang sedang hamil mendapat perlakuan tidak baik saat berjalan dengan putrinya yang berusia 12 tahun di Philadelphia, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Ini Jenis Hantu yang Disebut Hantu Kurang Terkenal
Pasalnya, sang penyerang, meninju wajah wanita hamil itu lantaran mengira korban adalah warga China.
Kejadian tersebut berawal saat si penyerang, seorang wanita, mendatangi ibu hamil itu dan tiba-tiba menyemprotkan air pada korban dan putrinya dua minggu lalu. Korban bernama Jing Chen diduga diserang karena rasnya.
Kala itu, Jing Chen sempat bertanya kepada si penyerang, alasan wanita itu menyemprotkan air padanya. Sang penyerang justru berbalik dan mengumpat sambil mengatakan, "Anda, China."
"Maka, saya, sebagai seorang Ibu, berkata, 'Anda juga!'," kata Jing Chen.
"Dia (penyerang) kembali kepada saya di depan wajah saya dan saya bertanya kepadanya, 'Apa yang akan Anda lakukan, saya hamil, apakah Anda akan menyakiti saya?'," lanjut Jing Chen.
Meski telah mengatakan hal itu, si penyerang hanya sekilas melihat ke arah perut Jing Chen. Tak lama, ia langsung meninju wajah Jing Chen tanpa diduga. Alhasil, Jing Chen yang tak bisa menghindar terkena tinju tersebut di wajahnya.
Menurut keterangan, anggota dan aktivis Chinatown Disability Advocacy Project (Proyek Advokasi Disabilitas Chinatown) Anna Perng, penyerang itu tampaknya sengaja menyeberang jalan untuk menghampiri Jing Chen dan putrinya. Meski mengetahui Jing Chen sedang hamil, penyerang itu tetap menjadikan Jin Chen sebagai target.
Lebih lanjut, Perng juga menekankan bahwa penyerang itu menyebut ras Chen dalam insiden tersebut.
Saat ini, pihak berwenang setempat tengah memburu pelaku. Berdasarkan penyelidikan sementara, pelaku diidentifikasi bernama Delores Marte. Wanita itu diduga sebagai pengemis.
Jika terbukti bersalah, Marte akan dikenai dakwaan melakukan penyerangan sederhana. Dakwaan tersebut termasuk dalam kategori penyerangan sembarangan yang membahayakan orang lain dan pelecehan. Sejauh ini, pihak berwenang menyatakan belum ada dakwaan tambahan untuk Marte.
Berdasarkan keterangan, Kantor Kejaksaan Distrik Philadelphia, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa kasus itu merupakan intimidasi etnik.
Pasalnya, pernyataan Chen dan Perng yang menekankan ras Chen dalam insiden itu, tidak bisa dijadikan buktu untuk membuktikan hal itu.
Baca juga: Rumah Anti Bencana Asal Manila Ini Punya Konsep Unik
Direktur eksekutif Philadelphia Chinatown Development Corporation John Chin mengatakan bahwa ketakutan dan kekhawatiran warga tentang sentimen anti-Asia terus meningkat di tengah pandemi Covid-19.
Pasalnya, banyak dari mereka yang menyalahkan China sebagai sumber penyebab meluasnya virus mematikan tersebut.
Berdasarkan data dari Aliansi Buruh Amerika Asia Pasifik, sejak April lalu laporan pelecehan terhadap orang Amerika keturunan Asia telah meningkat selama pandemi. Diskriminasi terjadi setelah kasus pertama Covid-19 dilaporkan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 lalu.
Lantaran inside yang menimpanya itu, Chen memperingatkan lebih dari 200 keluarga China-Amerika untuk selalu waspada. Hal itu ia sampaikan melalui aplikasi WeChat.
Bahkan setelah insiden itu terjadi, Chen mengaku tidak berani pergi dari rumah sejak 4 Agustus lalu. Hingga kini ketakutan terhadap insiden tersebut masih ia alami.
Baca juga: Unggah Foto Berpeci dan Pegang Al-Qur'an, Agama Jerinx SID Terungkap
Dilansir dari The Star pada Selasa (11/8/2020), aktivis komunitas seperti Pergn dan Chin, mengatakan telah membahas masalah ini dengan pemimpin kota setempat.
Tak hanya itu, pihak kepolisian setempat kini telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Marte. [*/Prt]