Berita viral terbaru: PSK di Singapura kebingungan semenjak kawasan prostitusi mereka ditutup. Beberapa di antaranya lantas bertanya, apa yang akan saya lakukan sekarang?
Padangkita.com - Singapura yang merupakan salah satu negara yang melegalkan bisnis prostitusi secara mengejutkan telah menutup kawasan tersebut. Hal itu dilakukan guna mencegah penularan virus corona atau Covid-19.
Di Singapura sendiri, sudah ada sebanyak 683 warganya yang terjangkit virus corona.
Oleh karena itulah, pemerintah Singapura memutuskan untuk menutup tempat-tempat hiburan seperti bar, kelab malam, dan bioskop.
Diberitakan Kumparan, penutupan itu dilakukan mulai Jumat (27/3) ini hingga akhir April mendatang.
Baca juga: Viral, Usai Bertemu di Waterboom, Bocah 9 Tahun Kawini Gadis 14 Tahun
Pemandangan selepas tengah malam yang biasanya terlihat wanita muda bergaun katun merah melangkah keluar dari rumah bordir di kawasan prostitusi Singapura kini tidak ada lagi.
Di malam-malam sebelum penutupan, wanita berpakaian ketat, muncikari yang sibuk bernegosiasi, dan sekelompok pria setengah teler, sudah menjadi potret sehari-hari di Geylang, salah satu kawasan prostitusi yang ramai dikunjungi.
Meskipun pemerintah belum menegaskan apakah rumah bordir di Geylang juga terkena imbas, tapi muncikari dan PSK di sana mengaku telah diminta untuk menutup tempatnya.
Kabar penutupan itu tentu saja membuat para PSK resah.
Mereka bingung bagaimana dengan nasib mereka setelah tempat mengais nafkah ditutup nantinya.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="42404" boxed="true" boxed_shadow="true"]
“Saya tidak tahu bagaimana kami akan bertahan. Kami tidak mendapatkan perhatian seperti orang bekerja di bidang lainnya,” kata salah satu PSK di Geylang.
Apa yang terjadi di Geylang mungkin hanya berupa imbauan saja.
Namun jika dilihat di Orchard Towers, salah satu lokasi yang begitu populer kini sudah ditutup menggunakan garis polisi di sekitar pintu masuknya.
“Apa yang akan saya lakukan sekarang?” ucap seorang PSK penuh kebingungan.
Jika di negara lain mungkin mereka masih bisa mencuri-curi waktu dalam menjalankan bisnisnya.
Tapi jika di Singapura, undang-undang yang berlaku di sana begitu ketat. [*/Jly]