Berita viral terbaru: Profesor di China meminta pemerintah izinkan perempuan di sana menikahi dua pria untuk meningkatkan angka kelahiran.
Padangkita.com - Berdasarkan laporan Washington Post, banyak perempuan China memilih untuk berkarir sehingga menunda pernikahan dan memiliki anak. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab angka kelahiran di China semakin rendah.
China dikenal memiliki peraturan yang ketat agar masyarakatnya hanya memiliki satu anak. Namun untuk penduduk yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki anak difabel, peraturan tersebut sedikit diloggarkan.
Peraturan pembatasan jumlah anak ini, dilakukan China untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan sekaligus standar kehidupan masyarakat di sana. Namun sayangnya, aturan tersebut kini menciptakan masalah lain.
Tercatat beberapa tahun belakangan ini, angka kelahiran di China sangat rendah. Tak hanya itu, jumlah pria juga lebih banyak dibandingkan wanita.
Tentu hal ini membuat banyak pria kesulitan menemukan pasangan. Fakta tersebut dianggap bisa menciptakan sebuah krisis yang menghambat pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade ke depan.
Berbagai upa telah dilakukan pemerintah China agar dapat mendorong angka kelahiran. Mulai dari meringankan iuran pajak dan biaya pendidikan, memberikan waktu cuti melahirkan lebih lama, hingga mempersulit proses aborsi dan perceraian. Namun tampaknya usaha tersebut belum membuahkan hasil.
Banyak ahli di China yang mencari solusi untuk permasalahan ini. Salah satunya adalah profesor ekonomi dari Universitas Fudan di Shanghai China, Yew-Kwang Ng.
Profesor tersebut memberikan sebuah solusi yang sangat mengejutkan banyak pihak. Ia meminta agar perempuan diperbolehkan untuk memiliki lebih dari satu suami. Hal ini dilakukan agar dapat melahirkan beberapa anak.
Sontak solusi tersebut langsung menimbulkan kontroversi. Banyak yang menganggap hal itu mendukung praktik poliandri.
Baca juga: Cerita Youtuber Korea Selatan Putuskan Masuk Islam
Karena banyaknya kontraversi yang timbul, profesor asal Malaysia ini menjelaskan bahwa ia tidak mendukung poliandri. Namun pemerintah China harus memikirkan opsi solusi itu untuk mengatasi ketidakseimbangan gender.
Lebih lanjut, professor tersebut menjelaskan jika ada dua laki-laki bersedia menikahi satu perempuan yang sama dan pihak perempuan juga setuju, hal tersebut berarti tidak menimbulkan masalah.
"Jika dua laki-laki mau menikahi satu perempuan yang sama dan pihak perempuan bersedia, apa yang membuat masyarakat melarang laki-laki untuk berbagi satu istri yang sama?" ungkapnya.
Profesor ekonomi tersebut kemudian mencontohkan sebuah kasus yang terjadi pada pekerja prostitusi. Menurutnya, perempuan yang selama ini bekerja sebagai prostitusi bisa melayani 10 laki-laki dalam sehari.
Jadi menurutnya tidak ada salahnya kalau perempuan juga memasak atau melayani dua atau tiga suami sekaligus.
Baca juga: Main di Warnet, Barang Bawaan Gamer Perempuan Ini Bikin Salah Fokus
Pernyataan tersebut sontak menjadi viral dan dikritik oleh para perempuan di media sosial seperti Weibo, sebuah media sosial khusus yang digunakan oleh masyarakat di China.
Banyak pula perempuan yang turut menyayangkan solusi yang diberikan Yew-Kwang Ng.
“(Pernyataan tersebut) ingin membuat saya muntah,” komentar seorang perempuan bernama Keely.
Mendapat pertentangan yang besar nyatanya tidak membuat Yew-Kwang Ng berhenti. Pasalnya ia mengatakan akan membahas mengenai persoalan pelegalan rumah prostitusi sebagai solusi mengatasi ketidakseimbangan gender di China. [*/Prt]