Berita viral terbaru: Pria bernama Raman Raghav terlibat dalam pembunuhan berantai secara brutal yang menewaskan sekitar 41 korban jiwa. Ia kemudian didiagnosis menderita skizofrenia setelah berhasil ditangkap.
Padangkita.com - Kasus pembunuhan berantai yang menewaskan sekitar 41 korban jiwa di Kota Mumbai merupakan kasus terbesar pada pertengahan 1960-an. Polisi pun akhirnya berhasil menemukan bukti bahwa pria bernama Raman Raghav adalah pelakunya.
Ia merupakan pembunuh berantai psikopat yang beroperasi di Kota Mumbai pada pertengahan 1960-an. Namun setelah berhasil ditangkap, Raman ternyata didiagnosis menderita skizofrenia.
Penyakit ini adalah suatu gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik.
Bisa dikatakan bahwa Raman menderita kelainan jiwa. Hal itulah yang kemudian menjadi pertimbangan hukuman baginya meski telah banyak membunuh orang di Kota Mumbai.
Melansir Kumparan, para korban yang dibunuh Raman berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari gelandangan, pengemis hingga orang-orang tuna wisma.
Ia melakukan pembunuhan itu ketika korban sedang tertidur di malam hari. Ia melakukan pembunuhan brutal itu menggunakan benda keras tumpul seperti batu, tongkat kayu hingga besi.
Banyaknya pembunuhan yang ia lakukan telah menyadarkan polisi Mumbai dan media bahwa seorang pembunuh berantai berada di kota itu dan berpotensi mengganggu kestabilan keamanan.
Seperti misalnya pada tahun 1965 hingga 1966, Raman tercatat telah menyerang 19 orang dan menewaskan 9 orang korban jiwa. Polisi sempat menangkapnya karena ia memiliki catatan kriminal sebagai seorang perampok. Namun dikarenakan tidak ada bukti kuat, polisi pun melepaskannya.
Baca juga: Ini 10 Suku dengan Populasi Terbanyak di Dunia, 1 Ada di Indonesia
Lalu pada tahun 1968, polisi akhirnya melancarkan perburuan besar-besaran terhadap pria ini. Saat itulah polisi berhasil meringkus Raman dan membuatnya mengakui semua perbuatannya.
Kepada polisi, ia mengaku membunuh 23 orang pada tahun 1966 di sepanjang Great Indian Peninsular Railway (GIP) dan hampir selusin korban jiwa pada tahun 1968 di pinggiran kota.
Tak ayal tindakan Raman ini juga membuat kepanikan yang besar di Kota Mumbai, terutama bagi kaum miskin tunawisma. Hal itu lantaran semua korban yang dibunuh Raman diidentifikasi tidur di tempat terbuka atau dengan jendela dan balkon terbuka.
Sub-inspektur polisi Mumbai saat itu, Alex Fialho mengatakan bahwa ia mengenali Raman Raghav dari arsip foto dan deskripsi yang diberikan oleh mereka yang telah melihatnya. Fialho menahan dan menggeledahnya di hadapan dua saksi penting dari daerah tersebut.
Menurut Alex, tersangka pembunuhan brutal itu memang mengaku bernama Raman Raghav. Namun, berdasarkan catatan lama yang diperolehnya, Raman ternyata memiliki beberapa alias seperti "Sindhi Dalwai", "Talwai", "Anna", "Thambi", dan "Veluswami".
Atas perbuatannya itu, Raman dihukum seumur hidup, setelah sempat terancam divonis mati. Hal itu karena ia terbukti menderita sakit mental yang tidak dapat disembuhkan. Keputusan tersebut ditetapkan pada tanggal 4 Agustus 1987 silam.
Ia ditempatkan di penjara Yerwada, Pune, dan menjalani perawatan di Institut Pusat Kesehatan Mental dan Penelitian. Namun beberapa bulan kemudian Raman dikabarkan meninggal di Rumah Sakit Sassoon karena menderita masalah ginjal. [*/Jly]