Berita viral terbaru: Jumlah penduduk muslim di Jepang terus meningkat diperkirakan akibat banyaknya warga Jepang yang menikahi seorang muslim.
Padangkita.com - Islam menjadi agama yang perkembangannya cukup meningkat di beberapa negara, salah satunya Jepang.
Berdasarkan laporan, tiap tahunya terdapat peningkatan jumlah warga Jepang yang menjadi mualaf. Hal itu didasarkan adanya pernikahan antara wanita Jepang dengan laki-laki muslim pendatang.
Baca juga: 27 Makam Berisi Ratusan Artefak dari Dinasti Han Kuno di Jalur Sutra Tiongkok Ditemukan
Harumi atau yang kini dikenal Aaishah Abid Choudry adalah salah satu warga Jepang yang memutuskan untuk menjadi mualaf empat tahun lalu.
Keputusan tersebut ia ambil mulanya karena menikah dengan seorang pemuda muslim asal Pakistan. Meski awalnya hanya sebatas ‘Islam KTP’, namun lambat laun Aaishah mulai mendalami agama yang dianutnya itu.
Selama dua tahun menikah dan menjadi mualaf, Aaishah tetap enggan mematuhi hukum Islam. Hal itu nyatanya sering terjadi pada banyak wanita Jepang yang menikah dengan pria muslim.
Dilansir di Islam Web, suatu hari Aaishah memutuskan untuk mendalami agama yang ia anut. Ia mulai mengakui bahwa Islam memiliki hubungan pribadi dengan Allah.
Saat itulah, ia mendapat hidayah dan mulai menjalankan kewajibanya sebagai seorang muslim.
Tak hanya Aaishah, banyak juga orang Jepang yang menjadi mualaf hanya karena mengikuti pasangannya yang muslim atau lantaran bekerja di negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.
Meski tak sedikit dari mereka yang menjalani kewajibannya sebagai muslim, namun ada pula yang tidak.
Berdasarkan data dari pusat kegiatan Islam di Tokyo, Islamic Center di Setagay-ku, terdapat lebih dari 80 warga Jepang yang mendaftar sebagai muslim.
Kebanyakan dari mereka adalah wanita Jepang. Dari hasil data tersebut dijelasakan bahwa 40 pernikahan, terjadi antara muslim asing dan wanita Jepang. Pernikahan tersebut bahkan terus meningkat pada tahun ini.
Baca juga: Wanita Ini Temukan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup
Gaya hidup dan budaya Jepang menyebabkan banyak wanita mualaf di negeri Sakura itu keslulitan dalam menjalankan perannya sebagai seorang muslim.
Meski begitu, tak semua wanita mualaf Jepang hanya menjadi muslim sebatas ‘Islam KTP’ saja. Banyak pula wanita Jepang yang mendapat hidayah dan menjalankan kewajibanya sebagai wanita muslim yang taat.
Aysha menjadi salah satu contoh wanita mualaf Jepang yang taat menjalani kewajibannya sebagi seorang muslim.
Sebelum menjadi seorang muslim, Aysha adalah sekretaris presiden perusahaan di Jepang. Ia kerap minuman alkohol, bermain, memakai rok mini, dan lainnya. Namun kebiasaan itu berubah saat ia memutuskan menjadi seorang mualaf.
Baca juga: Tak Pernah Diketahui, Ini Kerajaan Kuno yang Pernah Berjaya di Turki
"Setelah saya menjadi seorang muslim, segalanya berubah," kata Aysha.
Menjalankan kewajiban sebagai muslim, diakui Aysha memerlukan waktu yang tak sebentar. Ia perlahan mulai mencoba meninggalkan kebiasaan lamanya dan beralih menjalani kewajibannya sebagai muslim. Hingga kini, ia mengaku terus mendalami ilmunya agar bisa menjadi muslim yang baik. [*/Prt]