Berita viral terbaru: Perempuan Yao di Huang Luo, China memiliki tradisi memanjangkan rambut dan hanya boleh memotong rambutnya sekali seumur hidup.
Padangkita.com - Setiap daerah memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda. Tak jarang hal tersebut yang menjadikan mereka unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Hal ini pula yang membuat perempuan Yao di Huang Luo, China terlihat sedikit berbeda dengan perempuan pada umumnya.
Sejak 3.000 tahun yang lalu, perempuan Yao memiliki tradisi unik untuk rambut mereka. Perempuan di sana terbiasa memanjangkan rambutnya hingga lebih dari 1.5 meter. Bahkan Great Big Story, menyebut perempuan Yao sebagai Rapunzel di dunia nyata.
Menurut laporan Vogue, ribuan tahun lalu seorang perempuan suku Yao akan menggunakan rambut panjangnya untuk mencambuk pria yang melamar jika pria tersebut tidak cocok dengan dirinya. Bahkan samapai sekarang tradisi itu tetap dijalankan para perempuan Yao.
Mereka hanya akan memotong rambutnya sekali seumur hidup, yaitu saat berusia 18 tahun. Pemotongan rambut ini pun tak bisa dilakukan sembarangan. Perempuan Yao mempunyai ritual khusus yang akan disaksikan oleh masyarakat.
Rambut yang dipotong akan mereka simpan untuk disatukan kembali dengan rambutnya yang panjang.
Mereka akan menyambungnya secara tradisional menggunakan kepangan atau anyaman yang rumit. Kebiasaan ini menjadi turun temurun diberikan dari seorang ibu pada anak perempuannya.
Perempuan Yao juga memiliki cara unik untuk membedakan perempuan yang sudah menikah dan belum.
Biasanya perempuan yang sudah menikah akan menata rambutnya menjadi gulungan atau konde di bagian depan kepala. Sedangkan perempuan yang belum menikah akan menutup rambut panjangnya ini menggunakan scarf.
Baca juga: Viral Aksi Pengupas Kelapa Cantik, Netizen: Hati-Hati Tertusuk
Mereka memperlakukan rambutnya dengan sangat hati-hati dan penuh kasih sayang. Saking berharganya, zaman dulu desa Huang Luo bahkan memiliki aturan lokal untuk para pria.
Jika mereka melihat rambut perempuan belum menikah digerai, maka pria tersebut harus melayani keluarga perempuan yang ia lihat selama tiga tahun. Meski begitu, aturan itu kini sudah tidak berlaku lagi.