Berita viral terbaru: Para peneliti memprediksi akan terjadi bencana besar di tahun 2070 akibat peningkatan emisi gas rumah kaca.
Padangkita.com - Belum lama ini para peneliti memprediksi akan terjadi bencana besar di tahun 2070. Menurut hasil penelitian terbaru, bencana tersebut terjadi akibat dari emisi gas rumah kaca yang terus meningkat tiap tahunnya.
Alhasil, diperkirakan 50 tahun mendatang akan terjadi bencana dahsyat yang membuat 3,5 miliaran orang tak bisa bertahan hidup.
Prediksi tersebut didasarkan pada skenario peningkatan emisi gas rumah kaca dan dampaknya kepada kehidupan manusia di bumi.
Prediksi tersebut dikeluarkan oleh para peneliti yang terdiri dari arkeolog, ekolog, serta ilmuwan iklim internasional. Mereka melakukan penelitian dengan menggunakan analisis RCP 8.5.
Analisis tersebut mewakili masa depan di mana konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer tinggi. Para peneliti tersebut membuat skenario memperkirakan kondisi emisi yang terus meningkat tanpa adanya penghentian.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperkirakan suhu akan meningkat 7,4 derajat lebih panas pada tahun 2070. Suhu tersebut dikabarkan bisa lebih ekstrim dan menyebabkan kematian pada banyak orang di bumi.
Jens Christian Svenning, salah seorang penulis penelitian dari Aarhus University, mengungkapkan bagaimana kondisi bumi di tahun 2070. Pasalnya, pada tahun itu kondisi suhu di bumi menjadi sangat atau zona terpanas.
Kondisi panas tersebut diperkirakan seperti di Gurun Sahara saat ini, hanya dirasakan oleh 0,8 persen dari permukaan bumi. Akan tetapi, pada tahun 2070, diperkirakan kondisi zona terpanas layaknya di Gurun Sahara itu akan dapat menyebar luas menjadi 19 persen dari luas daratan bumi.
Baca juga: Ingin Terlahir Jadi Dewa, Pria di India Nekat Minta Dikubur Hidup-Hidup, Berakhir Tragis
"Situasi seperti ini akan membuat 3,5 miliar orang masuk ke dalam kondisi yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup," kata Svenning.
Penelitian tersebut dilakuakan Svenning dengan bekerja sama dengan para peneliti lainnya dari Universitas Wageningen, Universitas Nanjing, Universitas Exeter, Universitas Aarhus dan Universitas Washington, Santa Fe Institute.