Setiap tahunnya, tambang emas dapat mendapat untung sekitar 600 juta yuan (Rp1,2 miliar). Meski begitu, pendapatan para penambang hanya cukup untuk mereka bertahan hidup.
Tak hanya Mali, ada pula negara lain yang memiliki kekayaan melimpah namun warganya hidup serba kekurangan, negara tersebut adalah Zimbabwe. Negara ini dulu adalah daerah pertanian terkaya di Afrika yang dikenal sebagai lumbung roti.
Namun sejak keruntuhan ekonomi dan inflasi parah, mengakibatkan beberapa sektor kehidupan masyarakat di sana terganggu.
Baca juga: Cerita Mistis Toilet Bawah Tanah Jogja, Penjaga: Selama Tidak Mengganggu Tidak Masalah
Bahkan sangking parahnya, 175 triliun dollar Zimbabwe hanya bisa ditukar dengan 5 dollar AS atau sekitar Rp70 ribu. Uang 100 triliun dolar Zimbabwe tidak cukup untuk membeli tiket bus.
Hal itu membuat setiap milyarder di negara tersebut, bahkan tidak mampu untuk membeli makanan. Tak hanya itu, 30 persen dari populasi warga di negara itu terinfeksi AIDS. Mereka hanya memiliki harapan hidup rata-rata 34 tahun.
Pada tahun 2009, pemerintah Zimbabwe memutuskan untuk meninggalkan mata uang nasionalnya dan hanya menggunakan sembilan mata uang termasuk dolar AS, yen Jepang, dan yuan Tiongkok. Zimbabwe menjadi satu-satunya negara di dunia dengan sembilan mata uang legal secara paralel. [*/Prt]