Berita viral terbaru: Remaja malang di Donggala alami penyakit langka yang membuatnya tak berdaya melakukan aktivitas seperti yang lainnya. Kulitnya penuh luka melepuh dan hampir tak terlihat daging di tubuhnya.
Padangkita.com - Pilu sekaligus menyayat hati. Itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi remaja bernama Dion Saputra (15 tahun). Remaja asal Donggala itu menderita penyakit langka di sekujur tubuhnya.
Remaja yang akrab disapa Dion itu hanya bisa berbaring di gubuk kecil miliknya di selembar tikar dan bantal tua yang lusuh.
Sudah tiga bulan lamanya ia terbaring tak berdaya di sebuah gubuk berukuran 2x2 meter di Jalan Batu Putih, Kelurahan Ganti, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Dilansir Kumparan, kulit remaja malang itu tampak dipenuhi luka melepuh. Ia sudah sangat kurus dan hampir tak terlihat daging lagi di tubuhnya yang tampak lemas. Hanya tinggal kulit yang membungkus tulang kecilnya.
Dion yang merupakan siswa kelas 9 SMP itu tak sanggup berbicara begitu banyak. 'Sakit', hanya satu kata itu saja yang bisa ia ucapkan.
Lebih lanjut, riwayat penyakit Dion dijelaskan oleh tantenya yang bernama Cici (47 tahun). Menurut Cici, Dion menderita luka di sekujur tubuhnya sejak 2017, usai ayahnya meninggal.
Anak laki-laki tiga bersaudara ini kini tinggal sendiri di gubuk kecil tak jauh dari kebun kelor milik Bupati Donggala, Kasman Lassa. Gubuk itu dibuatkan pamannya dari sisa-sisa kayu, khusus untuk Dion.
Keterbatasan ekonomi jadi alasan kenapa Dion tidak bisa dibuatkan pondok yang lebih layak. Gubuk tempat Dion tinggal, dibangun hanya berjarak beberapa meter dari kediaman Cici. Setiap hari Cici mengontrol kondisi Dion dan menyiapkan keperluan Dion.
“Bukan supaya Dion jauh dari kami tapi karena saya di rumah sebagai pengasuh anak-anak usia satu tahun. Anak seperti itu kan rentan (terkena penyakit), jadi mengantisipasi. Kami pun tidak tega tapi tidak ada tempat lain lagi, di pondok juga Dion lebih mudah kalau buang air,” kata Cici.
Baca juga: 2 SPG Rokok Ini Pasang Tarif Rp800 untuk Sekali Kencan
Menurut Cici, hingga saat ini pihak keluarga tidak mengetahui penyakit apa yang dialami Dion. Ia pernah membawa Dion ke puskesmas terdekat, tapi lagi-lagi terkendala BPJS sehingga Cici tidak bisa melanjutkan pengobatan Dion.
"Empat kali saja saya bawa ke puskesmas dan beli obat di apotek,” ujarnya.
Masih menurut Cici, ayah dan kakak Dion juga meninggal karena penyakit yang sama. Tubuhnya melepuh seperti terbakar. Dion akan merintih kesakitan ketika cuaca sedang panas.
“Papanya sakitnya sama dengan Dion tapi kalau kakaknya tulitnya kuning semua tapi sama kalau panas rasa sakit muncul,” sebut Cici.
Cici punya keinginan besar membawa Dion kembali berobat, tapi dana lagi-lagi jadi kendala besar mengingat Dion tidak memiliki kartu keluarga sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh pengobatan gratis.
"Uang mau dapat dari mana, Dion ini dulu tinggal sama kami dan sudah kami anggap seperti anak sendiri tapi karena saya mengasuh banyak anak jadi dipindahkan tetapi tetap di kontrol. Kalau adiknya tetap tinggal sama kami,” ujarnya.
“Pemeriksaan di puskesmas waktu Dion diberi obat penghilang nyeri saja. Namanya juga puskesmas yah terbatas, tidak ditahu juga penyakitnya apa,” imbuh Cici.
Ia pun berharap suatu saat Dion bisa sembuh dan bisa bergaul dengan anak seusianya. Terlebih ia kini hanya tinggal berdua dengan adiknya, sedangkan kedua orang tua Dion sudah meninggal dunia.
Baca juga: Ngotot Kawin Lari dengan Sepupu, Pasangan Ini Tewas Dibuang Keluarganya ke Lembah
Secara terpisah, Bupati Donggala, Kasman Lassa mengaku belum mengetahui kondisi anak yang viral di media sosial itu.
“Belum ada laporan yang masuk ke saya soal itu, pemerintah tidak menutup mata soal yang begitu. Coba melapor saja dulu sesuai prosedur,” katanya, Jumat sore (24/7/2020). [*/Jly]