Berita viral terbaru : Kembali terjadi kasus pembunuhan mengerikan pada seorang wanita di Johannesburg.
Padangkita.com – Anak dan perempuan kerap kali menjadi korban tindak kekerasan.
Hal ini salah satunya dikarenakan anggapan yang melekat pada masyarakat bahwa keduanya merupakan makhluk yang lemah dan mudah ditindas.
Kekerasan terhadap kaum hawa ini juga marak terjadi di benua hitam, tepanya di daerah Johannesburg, Afrika Selatan.
Baru-baru ini sebuah kasus mengerikan membuat geger masyarakat setempat karena ditemukannya mayat tewas tergantung di sebuah pohon.
Diketahui korban bernama Tshegofatso Pule berusia 28 tahun.
Sebelumnya dalam sepekan terakhir, telah terjadi tiga pembunuhan sadis pada perempuan dan anak.
Selain kasus nyonya Pule, dua kasus lainnya menimpa Naledi Phangindawo (25 tahun) yang ditikam di dekat kota pelabuhan Mossel Bay pada Sabtu lalu.
Selain itu, kasus serupa juga menimpa perempuan muda yang jasadnya dikubur di bawah pohon di Soweto.
Saat ditemukan Pule juga mengalami banyak luka tusukan. Ia ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi menggantung seraya berlumuran darah pada sebuah pohon besar diRoodepoort, wilayah pinggiran Johannesburg.
Baca juga: Mantan Amar Zoni Artis Cantik Ranty Maria Siap Nikah Muda, Mau Daftar?
Sebelumnya pihak keluarga telah melaporkan jika korban telah menghilang sejak tanggal 4 Juni lalu.
Hal yang lebih mengerikan, ternyata Pule tengah berbadan dua dengan usia kehamilan delapan bulan. Dari hasil otopsi yang dilakukan, ia ditemukan mengalami sejumlah luka fisik selain bekas tusukan di dadanya.
Hal ini sontak memicu kemarahan warga Afrika Selatan, banyak dari mereka menggelar aksi unjuk rasa serta meramaikan media sosial Twitter dengan tanda pagar #JusticeForTshego.
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menyebut fakta tersebut sebagai aib negara. Ia menyatakan jika sebanyak 51 persen perempuan di Afrika Selatan pernah mengalami kekerasan dilakukan oleh orang yang masih memiliki hubungan dengannya.
Baca juga: Bangga Cerita Selingkuhi Istri Teman, Naas Pria Ini Tewas Terbunuh
Ia juga menyatakan jika pemerintah telah berupaya menekan kekerasan yang kerap disembunyikan oleh warga tradisional Afrika Selatan.
Presiden Ramaphosa meminta agar perempuan, atau siapapun yang melihat atau mengalami kekerasan berbasis gender berani bersuara.
Ia menambahkan jika hal demikian dibiarkan begitu saja maka akan memakan korban lainnya, walaupun pelaku termasuk orang terdekat sekalipun. [*/Nlm]