8. Gonjong
Gonjong pada istano basa Pagaruyung keterpaduan dan kekuatan dari keterpaduan seluruh rakyat dengan pemerintah.
Gonjong dipasang pada atap yang ditinggikan dengan ujung runcing, keberadaan gonjong di ujung runcing atap menyerupai mahkota di kepala raja.
Berikut makna 11 gonjong pada Istano Basa Pagaruyung.
a. Sebuah gonjong yang terletak di beranda bersama-sama dengan unsur beranda lainnya melambangkan awal kerajaan Minangkabau.
b. Dua buah gonjong dengan posisi menyilang seolah-olah membagi gonjong yang ada pada bangunan utama menjadi dua bagian yang seimbang melambangkan pemerintahan yang demokratis dengan bottom up dan top down atau sistem demokrasi.
c. Delapan dari gonjong-gonjong lain melambangkan peranan dari penghulu di tiga luhak dan basa Ampek Balai.
9. Singgasana (Kedudukan Bundo Kanduang)

Singgasana Istano Basa Pagaruyung
Letaknya di lantai dasar sejajar dengan pintu masuk, di sini terpajang foto Raja Pagaruyung terakhir yaitu Sultan Alam Bagagarsyah.
Singgasana ini dilengkapi dengan tirai yang terjuntai di sisi kanan, kiri dan depan.
Di sinilah Bundo Kanduang duduk sambil melihat-lihat siapa yang datang atau yang belum datang apabila ada rapat dan mengatur segala sesuatu di atas rumah.
10. Biliak

Biliak pada Istano Basa Pagaruyung
Biliak atau kamar dihuni oleh putri-putri raja yang sudah menikah atau berkeluarga.
Biliak pertama atau yang paling kanan dihuni oleh Putri tertua raja yang sudah menikah dan seterusnya dihuni oleh adik-adik yang sudah menikah pula.
Istano Basa Pagaruyung mempunyai sembilan ruang, satu ruangan digunakan sebagai tempat jalan ke dapur yang disebut dengan "selasar", biliak pertama dimulai dari kanan waktu anda masuk ke rumah atau istano, sebelah kanan tersebut dikenal dengan "pangkal rumah" dan biliak terakhir berada di sebelah kiri yang disebut juga dengan "ujung rumah".
11. Anjuang Rajo Babandiang

Anjuang Rajo Istano Basa Pagaruyung
Anjung Raja Babandiang yang berada di bagian kanan atau pangkal rumah (istana) dan mempunyai tiga langgam atau tiga tingkat, fungsi anjungan ini adalah sebagai tempat sidang, langgam pertama tempat beristirahat, langgam kedua dan tempat tidur raja dan permaisuri pada langgam ketiga.
12. Anjuang Perak
Anjuang Perak berada di sebelah kiri atau ujung istana fungsinya sebagai tempat bundo kanduang atau ibu suri mengadakan rapat yang bersifat kewanitaan pada langgam pertama, kemudian sebagai tempat beristirahat pada langgam kedua dan sebagai tempat tidur Ibu Suri pada langgam ketiga.
13. Bandua Tapi
Bandua tapi adalah ruangan yang mula-mula ditemui pengunjung setelah memasuki bangunan utama dari arah surambi papek, dia meliputi ruangan antara tiang panagua alek dan tiang temban sepanjang bangunan, ruangan ini adalah tempat duduk penghulu kaum sewaktu datang mengunjungi anggota kaumnya dengan posisi duduk membelakangi jendela.