Mengenal Istano Basa Pagaruyung, Pusat Kejayaan Minangkabau Masa Lalu (2)

Mengenal Istano Basa Pagaruyung, Pusat Kejayaan Minangkabau Masa Lalu (2)

Istano Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar yang jadi simbol adat dan budaya Minangkabau. [Foto: David/Padangkita]

Keponakan bermufakat dengan mamak, kemudian mamak dalam sebuah kaum, bermufakat bersama tungganai di bawah pimpinan penghulu kaum, penghulu kaum bermufakat sesama mereka di tingkat nagari dalam pertemuan Ampek Suku (sekarang dinamakan Kerapatan Adat Nagari).

Seterusnya kerapatan penghulu nagari dengan penghulu luhak, dan akhirnya penghulu luhak bermufakat dengan Lareh Bodi Caniago yang merumuskan dan mengusulkan tuntutan rakyat dalam bentuk rancangan undang-undang kepada Lareh Koto Piliang.

Batanggo turun mewakili proses demokrasi yang segala-galanya dimulai dari tingkat paling atas diteruskan ke tingkat lebih rendah dan seterusnya.

Di sini akan berkaitan dengan penyebaran kebijaksanaan dan keputusan pemerintah pusat yang telah lebih dahulu menjadi keputusan atau hasil mufakat dalam bentuk usulan dari semua pihak mulai dari tingkat paling bawah ke tingkat paling atas dengan demikian proses demokrasi yang dinamakan "batanggo turun" adalah kebalikan dari proses demokrasi "bajanjang naiak".

3. Anak Janjang

Anak janjang Istano Basa Pagaruyung ada 11 buah. Keberadaan janjang melambangkan kedudukan empat dari kelarasan Koto Piliang dan 4 dari kelarasan Bodi Caniago, sedangkan tiga lagi melambangkan kedudukan Rajo Nan Tigo Selo yaitu Rajo Adat, Rajo Ibadat dan Rajo Alam.

4. Tanggo

Tanggo adalah selembar kayu yang vertikal antara anak janjang ke anak janjang yang lebih rendah, ia mewakili kekuatan keputusan mufakat pada masing-masing tingkat mufakat yang disahkan dan diperkuat oleh keputusan pimpinan di setiap tingkat pemerintahan.

5. Tangan-tangan Janjang

Tangan-tangan Janjang mewakili dan melambangkan norma-norma dalam pelaksanaan demokrasi melalui mufakat.

Norma-norma tersebut harus dilandasi oleh langgam adat, undang-undang luhak dan Agama Islam untuk mencapai hasil yang maksimal dan sekaligus untuk menghindari masyarakat dan kerajaan dari jurang kehancuran sebagai akibat hasil-hasil proses demokrasi yang tidak mengikuti norma-norma yang semestinya.

6. Beranda

Lampiran Gambar

Beranda Istano Basa Pagaruyung

Beranda mempunyai empat buah tiang yang berdiri di sebelah kanan dan sebelah kiri Janjang keempat tiang tersebut melambangkan bahwa pada mulanya hanya ada 4 buah suku kecil dalam masyarakat Minangkabau yang terdiri dari suku Koto, Piliang, Bodi dan Chaniago

7. Serambi Papek

Lampiran Gambar

Surambi Papek Istano Basa Pagaruyung

Serambi Papek adalah sebuah ruangan sempit yang terletak diantara tangguh paling atas dengan pintu masuk ke dalam ruangan istana.

Ruangan ini mewakili wilayah kerajaan Minangkabau pada masa awal keberadaannya. Dalam pemerintahan Serambi Papek digunakan untuk tempat penjaga keamanan Raja alam dan keluarga Kerajaan serta tempat memperhatikan tamu yang keluar masuk istano basa Pagaruyung

Halaman:

Baca Juga

Musala di Kawasan Angker Galoga: Ubah Ketakutan Menjadi Keteduhan
Musala di Kawasan Angker Galoga: Ubah Ketakutan Menjadi Keteduhan
Jalinan Sinergi dan Kenangan Manis Warnai Malam Pisah Sambut Dandim 0307 Tanah Datar
Jalinan Sinergi dan Kenangan Manis Warnai Malam Pisah Sambut Dandim 0307 Tanah Datar
Bupati Serahkan Piala Adipura kepada DPRD: Simbol Penghargaan untuk Rakyat
Bupati Serahkan Piala Adipura kepada DPRD: Simbol Penghargaan untuk Rakyat
Tanah Datar Raih Piala Adipura Ketujuh Kalinya: Bukti Konsistensi Kebersihan dan Keindahan
Tanah Datar Raih Piala Adipura Ketujuh Kalinya: Bukti Konsistensi Kebersihan dan Keindahan
Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi