Berita viral terbaru: Tidak terima ditalak tiga, Istri tuntut ganti rugi kepada suami senilai ratusan juta karena dianggap kurang bertanggung jawab.
Padangkita.com - Memiliki istri berparas cantik ternyata bukanlah suatu kebahagiaan. Ini lah yang dirasakan Dono - bukan nama sebenarnya - yang memiliki istri cantik dari keluarga tajir.
Dono justru mengalami siksaan batin gara-gara istrinya - sebut saja namanya Karin - punya standar hidup tinggi
Lazimnya orang yang telah lama hidup enak, tidak akan pernah mau diajak hidup susah.
Salah satu kerabat Dono - panggil saja Mira - mengungkapkan, saudara sepupunya menjadi sasaran ketika Karin emosi.
Baca juga: 16 Tahun Menyangka Dirinya Wanita, Ternyata Ia Pria
Sebagai suami, Dono seolah tak dihargai. "Kasihan tok isine (cuma kasihan adanya, red).
Sejak pacaran sampek menikah tahunan, anaknya sudah SD, sepupu saya ini jadi korban emosional bojone," ujar Mira di kantor pengacara dekat Pengadilan Agama (PA) Kelas 1A Surabaya, belum lama ini.
Mira memang mendapat mandat dari Dono untuk mengurus perceraiannya dari Karin. Menurut Mira, selama ini Dono dikenal sebagai pria kalem yang tak pernah aneh-aneh.
"Areke iku jan meneng, gak aneh-aneh (Orangnya itu pendiam, tak aneh-aneh, red),” kata Mira.
Lebih lanjut Mira menuturkan, dahulu dirinya sering diberi uang saku oleh Dono.
Namun, Mira tak pernah lagi mendapat jatah uang saku sejak Dono mengenal Karin. Ternyata uang Dono habis untuk menuruti kemauan Karin.
Ada saja permintaan Karin, mulai make up, baju, hingga perawatan tubuh dan wajah. Penderitaan itu bertambah ketika Dono menikahi Karin. Saat pernikahan, Karin menuntut resepsi yang mewah.
Pernikahan pun digelar di gedung dan menggunakan jasa katering. Untuk seserahan sebagai tanda ikatan pernikahan, Karin pula yang memilihnya.
Pilihan Karin pada barang-barang mahal. Itu pun Dono pula yang membelinya.
"Katanya malu dengan kolega ayahe kalau menikah ala kadarnya,” ungkap Mira.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="41006" boxed="true" boxed_shadow="true"]
Dono pun terpaksa mengutang sana sini. Namun, itu belum seberapa karena penderitaannya bertambah ketika mulai membina rumah tangga.
Karin memang wantia karier. Walakin, gajinya untuk keperluannya sendiri saja, termasuk buat bersenang-senang ala sosialita.
Sementara gaji Dono untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ya bayar listrik, membeli sembako, juga membayar sekolah anak.
Selain itu, Dono juga harus tetap membayar biaya perawatan tubuh dan wajah Karin. Tentu saja Dono harus banting tulang demi menuruti semua kemauan Karin.
Dono adalah guru berstatus PNS. Gajinya pas-pasan untuk menghidupi keluarganya.
Baca juga: Ini Rupa "Neraka" di Thailand
Namun, tuntutan dari Karin membuat Dono harus bekerja lebih keras dengan mengajar sebagai guru privat.
Hasilnya untuk tambahan biaya bagi Karin bersenang-senang.
Bagaimana soal urusan beres-beres rumah? Dono pula yang melakukannya. Untuk menyapu saja Karin tak mau.
Dia berprinsip sebagai wanita harus dimanja. Untuk antar jemput anak sekolah pun Karin ogah. Terpaksa Dono juga yang mengalah.
Karin paling menunjukkan perannya dengan marah-marah ketika nilai anaknya jelek. Karin juga sering uring-uringan ketika pulang kerja melihat anaknya berlumur kotoran. Pokoknya marah-marah terus.
Sampai pada akhirnya sang anak tifus. Bukannya sadar, Kasin malah sibuk dengan diri sendiri sembari menyalahkan Dono.
Dari mulut Karin pula keluar pengakuan tentang penyesalannya menjadi istri Dono. Karin menyesal menikah dengan Dono yang bukan orang kaya.
Kata-kata Karin membuat keluarga Dono berang. Meski Dono diam saja, tetapi keluarganya tak bisa menerima sumpah serapah dari mulut Karin.
"Kalau gak didesak saudara-saudaranya, gak ngiro berontak disuruh cerai. Kayake wes gak kuat iki (Sepertinya sudah tak kuat, red), akhire menjatuhkan talak," lanjutnya.
Namun, Karin tak terima ketika Dono mengucap talak.
Dia malah mengajukan tuntutan ganti rugi sampai ratusan juta dengan alasan bahwa Dono selama ini tak bertanggung jawab sebagai suami.
"Ancen rodok sempel, bojo kerjo awan bengi ngurus anak ngurus omah. Kunu gari meni pedi, sik dipaido (Memang tak agak gila, suami bekerja siang malam mengurus anak mengurus rumah. Yang sana tinggal manikur pedikur, masih mencela, red)," pungkas Mira. [*/Son]