Ia pun berjanji akan membantu Dina dan mengusut para pelaku penjambretan. Tak lama berselang, Dina kemudian dipindahkan dari ruang UGD ke ruang perawatan pasien.
Pria yang mengaku polisi lalu memberikan sebuah kain sarung yang masih baru kepada Dina. Wanita itu pun semakin yakin pada pria tersebut dan tidak memiliki kecurigaan sama sekali.
Namun, nahas bagi Dina, belakangan ia merasa seperti sedang dihipnotis.
Baca juga: Lockdown di Rumah Mertua, Wanita Ini Kaget dengan Watak Asli Suami
"Dia kasih kain sarung baru. Setelah disarungkan ke badan saya, saya sepertinya percaya sama dia. Lalu dia ambil kerabu (anting) dari tas saya. Saya lihat, tapi saya diam dan dia pergi pamit bawa kunci motor untuk beli makanan. Saya diam juga," katanya.
Selanjutnya, hingga sudah hampir pukul 01.00 WIB, pria tersebut tidak juga kembali.
Merasa sudah ditipu mentah-mentah oleh pria tersebut, Dina dan kerabatnya kemudian mulai menangis.
Pasalnya, wanita itu tidak hanya kehilangan sepasang anting seberat 6 gram dan uang tunai sekitar Rp200.000 saja. Sepeda motor beserta STNK miliknya pun ikut raib dibawa pria yang mengaku polisi tadi.
"Kami tengok juga di CCTV rumah sakit, dia juga yang bawa. Kita nangis karena sudah dimodusin. Jago kali lah dia. Mudah-mudahan dia cepat ditangkap, dihukum dan saya dapat hak saya," kata Dina.
Ia pun mencurigai bahwa antara dua orang pelaku penjambretan, pengamen yang ikut mengantar ke rumah sakit, dan pria yang mengaku polisi adalah suatu komplotan perampok.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="43509" boxed="true" boxed_shadow="true"]
"Saya berkeras ini komplotan. Si begal itu dan yang satu nyamar jadi polisi sama pengamen itu. Karena mungkin kereta (motor) belum diambil sama mereka, belum ada hasil keburu masyarakat datang," ujarnya kesal. [*/Jly]