Kehidupan penjara
Meski demikian, hidupnya berjalan baik di penjara. Ia dimanjakan oleh teman perempuannya di sel. Untuk pertama kalinya, Ek merasa bahwa ia memiliki hidup yang baik.
"Hidup di penjara membahagiakan. Mereka ingin tahu saya, bicara dengan saya, mereka repot-repot untuk memuaskan saya. Saya belum pernah diperlakukan seperti itu dalam hidup saya," kata Ek.
Setelah masa hukumannya habis, ia mendapati dirinya dalam situasi yang sama sebelum masuk penjara. Catatan kriminal menghambatnya ketika melamar pekerjaan karena penahanannya diberitakan oleh media. Ia tidak tahu bahwa pers ternyata ada saat ia ditanyai polisi,
Karena merasa tertekan, Ek lalu memutuskan untuk kembali ke penjara. Ia lalu memotong sejumlah kabel ATM agar kembali dipenjarakan polisi. Benar saja, saat ulahnya itu diketahui polisi, Ek lalu dijatuhi hukuman dua tahun tiga bulan penjara.
"Kali ini mereka mengirim saya langsung ke penjara perempuan. Saya bertekad untuk tidak mau keluar penjara lagi, jadi saya melanggar setiap aturan penjara untuk memaksa mereka memenjara saya lagi dalam waktu lama," ujar Ek.
Di penjara, Ek menghadiri sebuah diskusi oleh sebuah organisasi nonpemerintah tentang masalah gender. Di sana, ia mendengar kata "interseks" untuk pertama kalinya.]
Dengan bantuan dan saran mereka, Ek mengetahui bahwa ia bisa melepaskan identitas perempuannya secara resmi dan diakui sebagai laki-laki.
Baca juga: Mengejutkan, Artis Cantik dan Seksi Ini Mengaku Lesbi
Ek lalu bekerja sebagai petugas keamanan selama beberapa bulan. Ia berusaha untuk tidak menonjol karena tengah mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk mengganti titel perempuannya menjadi laki-laki.
Untuk melakukan ini, Ek membutuhkan sertifikat medis yang menunjukkan ia memiliki kromosom pria, selain penilaian kesehatan mental.
Ia lantas menghabiskan waktu selama lima bulan untuk mendapatkan dokumen kesehatan yang dibutuhkan.