Hidup baru
Namun, rekan-rekan kerjanya melihat Ek sebagai seorang laki-laki. Lalu ketika mereka tahu bahwa ia melamar pekerjaan itu sebagai perempuan, mereka menjauhkan diri darinya.
Rekan perempuan Ek, yang sebelumnya genit, kini menghindarinya karena khawatir jika orang-orang akan bergosip bahwa mereka lesbian.
Ek lantas mengalami isolasi dan pengawasan selama tiga bulan sampai ia menemukan pekerjaan baru. Namun sayangnya, di sana masalah baru malah muncul hingga ia merasa benar-benar hancur.
"Awalnya semuanya baik-baik saja, tapi mereka tahu masalah saya lagi dalam waktu beberapa minggu. Kali ini benar-benar buruk. Laki-laki menyudutkan saya untuk melihat atau meraba alat kelamin saya karena mereka penasaran. Saya sangat terpukul," ujarnya.
Pengalaman-pengalaman buruk ini menjadi tak tertahankan sehingga Ek memilih untuk menyembunyikan gendernya dan melamar pekerjaan dengan identitas palsu.
Ia mengganti titel Nona menjadi Tuan. Untuk menghindari deteksi otoritas, Ek berganti pekerjaan setiap tiga bulan sekali. Ia melakukan ini selama beberapa tahun, sehingga ia punya banyak teman. Bahkan ia memiliki seorang perempuan yang ia gambarkan sebagai "cinta dalam hidup saya".
"Hidup saya memiliki arti baru begitu saya mengenalnya. Ia suportif dan selalu berada di samping saya. Meski saya berganti pekerjaan setiap tiga bulan sekali, ia tetap menerima saya," ungkapnya.
Ek bisa menabung dan membuat toko kelontong kecil. Ia juga mendapat pemasukan tambahan dari bekerja sebagai tukang listrik. Hidup berjalan tanpa gangguan selama beberapa tahun. Lalu pacarnya meninggalkan Ek tanpa mengucapkan selamat tinggal.
"Saya tertegun. Kesalahan apa yang saya lakukan terhadapnya? Kenapa dia tiba-tiba meninggalkan saya? Saya mencoba melacaknya, tapi keluarganya mengatakan mereka tidak tahu keberadaannya. Saya telepon nomornya tapi tidak ada jawaban. Saya mencarinya selama seminggu. Tiba-tiba, saya sangat merasa, jika saya tidak bisa memiliki hidup layak, saya lebih baik mati," kata Ek.
Ia memutuskan untuk bunuh diri, tapi dalam percobaannya, ia tidak sengaja mengaktifkan alarm di sebuah ATM yang berada di dekatnya.
Polisi pun datang ke lokasi dan menangkap Ek atas tuntutan perampokan. Pasalnya, polisi tidak percaya alasan bunuh dirinya hingga ia dituduh bersalah dan dipenjarakan selama enam bulan.
Di penjara, Ek menjalani pemeriksaan medis secara menyeluruh. Setelahnya, dokter dan petugas penjara berdiskusi panjang untuk menentukan gendernya.
Baca juga: Dapati Suami Lagi dengan Wanita Lain: Wanita Ini Berteriak "Merdeka"
Ia lalu dikirim ke penjara perempuan karena mereka khawatir soal keselamatannya di penjara pria.
"Mereka takut saya akan diperkosa karena saya punya vagina," kata Ek.