Bahwa kehidupan ini dijalani dengan melakukan lima tahapan. Belakangan, Lavallo mengetahui, yang dibicarakan sang kakek ialah rukun Islam.
“Mempercayai satu Tuhan, berdoa lima kali dalam sehari, membantu orang lain, beribadah selama bulan Ramadhan, dan berziarah yakni haji. Dia terus menjelaskan itu semua, sehingga aku menjadi tertarik. Itu terdengar seperti untuk pertama kalinya aku menerima kebenaran,” ingat Lavallo.
Setelah mendalami Islam, ia merasa justru sedang memahami dirinya sendiri. Hal itu menjadi pengalaman yang luar biasa dan indah baginya. Alhasil di usia 22 tahun, Lavallo pun memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.
"Jadi aku mengucapkan syahadat pada malam hari itu juga di depan sang kakek. Hari berikutnya, kami pergi ke masjid setempat dan menjumpai seorang imam di sana, Sempat berdiskusi lebih lama. Lantas, ia membimbingku untuk mengucapkan syahadat kembali, dalam bahasa Arab, Inggris, dan Swahili," jelasnya.
Sebagai seorang Muslim, Lavallo merasa amat bersyukur. Pengalamannya berpergian ke berbagai negara akhirnya mempertemukannya dengan hidayah dari Allah SWT.
Perjumpaannya dengan pria tua di Tanzania, hingga kini bekerja di Abu Dhabi, membuatnya semakin merasa telah menemukan hal yang selama ini ia cari.
[jnews_block_16 number_post="1" include_post="62429" boxed="true" boxed_shadow="true"]
"Bahkan sebelum aku mengenal Islam, iman kepada Tuhan selalu menjadi yang paling penting dalam hidup ini menurutku. Dan, sejak menjadi Muslim aku merasa semakin dekat dengan kasih sayang-Nya. Ini benar-benar menakjubkan. Tentu, sebagai manusia aku mungkin berubah dari waktu ke waktu, tetapi aku merasa iman akan selalu membimbingku tetap di jalan yang lurus," ungkapnya, seperti dilansir dari Islamic Finder. [*/Prt]